Senin, 30 September 2024

RENUNGAN HARIAN

 Renungan Harian. Senin, 30 September 2024

Amsal 15:16 "Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan."

Poda 15 : 16 " Tagonan na otik mardongan biar mida Jahowa, asa arta godang mardongan hasusaan"

Sadarkah kita bahwa hasrat akan materi dan jabatan sedikit demi sedikit dapat mengikis kedamaian hidup? Amsal mengajarkan kepada kita untuk memiliki hikmat dalam hal kelimpahan materi atau harta kekayaan yang kita punyai, bukan berfokus pada jumlah materi, melainkan pada sikap hati kita. Meskipun sederhana, memiliki sikap hati yang takut akan Tuhan jauh lebih baik dibandingkan memiliki banyak harta tetapi disertai kecemasan dan kebencian (16-17). Orang yang bijak di dalam Tuhan dipenuhi kesabaran, kejujuran, ketekunan, dan senantiasa menggunakan akal budinya untuk melakukan kehendak Allah (18-24). Hatinya mengarah kepada Allah dan kebenaran-Nya (25-33). Pengejaran akan materi dan kesuksesan hidup tanpa disadari dapat mengikis kedamaian dalam hidup kita. Tidak heran, kita selalu merasa kurang dalam meraih pencapaian hidup di dunia ini. 
Rasa cemas, takut, dan khawatir perlahan-lahan mengalahkan kedamaian di dalam hati dan hidup kita. Kita mulai khawatir saat hasil pekerjaan kita tidak memenuhi standar kesuksesan hidup di dunia ini. Kita takut direndahkan, kita takut menjadi miskin, dan kita takut ditolak oleh dunia ini. Semua itu tanpa sadar membuat kita kehilangan kedamaian, bahkan tak menutup kemungkinan kita kehilangan kemuliaan Allah. Sebanyak apa pun harta kekayaan yang kita miliki, tidak akan berarti jika hidup kita berujung pada maut. Takut akan Allah adalah kunci utama untuk menjadi bijak dalam segala hal, termasuk dalam hal harta kekayaan. Intinya, apakah langkah-langkah yang kita lakukan dalam memenuhi kebutuhan, mengejar impian, dan meraih kesuksesan hidup sudah didasarkan pada hati yang takut akan Tuhan? Kedamaian hidup tidak dapat dibeli dengan harta kekayaan, berapa pun jumlahnya! Kedamaian sejati hanya terletak pada hati yang takut akan Tuhan. Percayalah dan takutlah akan Allah, Dia akan memenuhi hatimu dan hidupmu. Amin.

Sabtu, 28 September 2024

RENUNGAN

Renungan Harian : Minggu, 29 September 2024

Mazmur 124: 1-8

1 Ende hananangkok sian si Daud. Aut unang Jahowa mandongani hita, sai i ma didok Israel.

2 Aut unang Jahowa mandongani hita, uju hehe jolma mangalo hita:

3 Sai ngolungolu hita bondutonna, uju i di panombo ni rimasnasida dompak hita.

4 Sai na aupon ni angka aek do hita uju i, sai na boluson ni batang aek i do tondinta.

5 Sai na boluson ni angka aek na marhasahi do tongon tondinta uju i.

6 Pinuji ma Jahowa, na so mangalehon hita sisoroon ni angka nginginasida i.

7 Nunga malua tondinta i songon  pidong, na malua sian sambil ni parsambil, nunga matos sambil i, jadi malua hita.

8 Ianggo pangurupion di hita di bagasan goar ni Jahowa, Sitompa langit dohot tano on do.

Psalmen 124: 1-8
1 Nyanyian ziarah Daud. Jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, -- biarlah Israel berkata demikian --
2 jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita,
3 maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita;
4 maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita,
5 maka telah mengalir melingkupi diri kita air yang meluap-luap itu.
6 Terpujilah TUHAN yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!
7 Jiwa kita terluput seperti burung dari jerat penangkap burung; jerat itu telah putus, dan kita pun terluput!
8 Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.

        Mazmur 124 merupakan pengingatan akan masa-masa sulit yang pernah dihadapi Bangsa Israel. Masa sulit ini kemungkinan menunjuk kepada saat bangsa Israel (Yehuda) dikepung, terhimpit dan dikalahkan oleh bangsa Asyur pada zaman raja Hizkia (2 Raja-raja 18-19). Namun masa sulit itu juga bisa menunjuk kepada saat Babel mengalahkan dan membawa mereka ke pembuangan. Meskipun semua himpitan, penjajahan dan pembuangan sudah mereka alami, mereka tetap tidak binasa sebagai suatu bangsa.  Pemazmur dan umat Israel tidak segan mengungkapkan bahwa keberadaan mereka saat itu merupakan anugerah Tuhan. Perkataan "Jikalau bukan TUHAN" yang dimuat dalam 124:1-2 menunjukkan bahwa sumber pertolongan mereka saat tertindas hanya TUHAN saja. Jika TUHAN tidak menolong, sudah lama mereka binasa. Pemazmur  menggambarkan kesulitan besar, yang mengancam hidup pemazmur, bahkan Israel sebagai bangsa. Orang marah yang hendak menelan hidup-hidup (ay. 3), air yang menenggelamkan dan menghanyutkan (ay. 4) adalah gambaran-gambaran pemazmur mengenai kesulitan besar bangsa Israel. Bukan kesulitan biasa, melainkan kesulitan yang mengancam hidup bangsa. Daud mengetahui dengan jelas betapa kesulitan-kesulitan datang silih berganti seperti hendak membuatnya musnah. Namun demikian, Daud mengetahui dengan jelas betapa pertolongan-pertolongan Tuhan datang silih berganti membawa keselamatan. Jadi meskipun bangsa Israel telah dikalahkan, bahkan dibuang ke pembuangan, Tuhan tetap menjaga agar keberadaan mereka sebagai suatu bangsa tetap terpelihara. Setelah menyadari pertolongan TUHAN, apa yang seharusnya menjadi respons bangsa Israel? Perkataan "Terpujilah TUHAN" (124:6) juga merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan yang selalu setia pada janji-Nya dan selalu menjaga bangsa Israel. Tepatlah bila TUHAN disebut sebagai "Penjaga Israel"!

            Providensia Dei, artinya pemeliharaan Allah. Karya pemeliharaan Allah, biasanya paling dirasakan dalam masa-masa sulit Misalnya saat gagal dalam usaha, sakit penyakit, persoalan keluarga dan lain sebagainya. Dalam masa- masa sulit dan sarat dengan penderitaan, orang percaya yang tidak berhenti berharap pada Tuhan akan merasakan pertolongan dan pemeliharaanol Tuhan. Dalam kenyataan hidup sehari-hari, pemeliharaan Allah terus dialami. Mungkin tidak sespektakuler narasi pemazmur, namun dalam pekerjaan atau keluarga, pemeliharaan Tuhan itu nyata. Meskipun banyaknya rintangan yang harus dihadapi tetapi itu tidak pernah bisa menghalangi kasih dan pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita. Pemeliharaan Tuhan menjadi pelindung dan kekuatan bagi kita untuk terus melangkah melewati kesulitan dan meraih keberhasilan. Amin