Jamita
Matius 7:26
"Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir."
FIRMAN TUHAN LANDASAN HIDUP KEKAL
Ayat kita hari ini adalah tentang orang yang mendengarkan perkataan Tuhan danbc tidak mau melakukannya dia disamakan dengan orang bodoh. Kenapa dia disebut bodoh? Karena ia mendirikan rumahnya di atas pasir. Berbeda dengan orang yang bijaksana, ia akan mendirikan rumahnya diatas batu. Jika kedua rumah tersebut dilanda hujan dan banjir serta angin; rumah orang yang bijaksana digambarkan tetap berdiri setelah badai berlalu sebab dibangun dengan dasar yang kuat, yaitu batu; sedangkan rumah orang yang bodoh itu roboh setelah dilanda badai sebab dibangun di atas dasar yang mudah goyah, yaitu pasir. Yesus sendiri yang menjelaskan tentang perumpamaan ini. Orang yang mendirikan rumahnya di atas batu melambangkan orang yang mendengar perkataan Yesus dan melakukannya, maka ketika hidupnya dilanda badai, ia akan tetap kuat karena landasannya teguh; sedangkan orang yang mendirikan rumahnya di atas pasir melambangkan orang yang mendengar perkataan Yesus tetapi tidak melakukannya, maka ketika hidupnya dilanda badai, ia akan jatuh karena ia tidak mempunyai landasan yang kokoh.
Ketika seseorang mendasari hidupnya diatas fondasi firman Tuhan, maka masalah atau tantangan sebesar apapun tidak akan merobohkan orang tersebut. Sebaliknya, jika seseorang mendasari hidupnya di atas fondasi yang bersifat fana, seperti kepandaian, kekayaan, jabatan, dan lain sebagainya, maka meskipun dari luar hidupnya kelihatan seperti bangunan yang megah dan kokoh, tetapi ketika ada goncangan datang maka hidupnya mudah goyah bahkan roboh. Fondasi iman dibentuk dari ketaatan kita melakukan firman Tuhan. Satu ketaatan kita melakukan kehendak Tuhan, seperti satu buah batu yang membangun fondasi hidup kita menjadi kokoh di dalam Tuhan. Ketaatan demi ketaatan yang kita lakukan terhadap kehendak Tuhan akan memperkokoh fondasi iman kita, sehingga hidup kita menjadi semakin kuat, mantap, dan tidak tergoyahkan. AminYesaya 2:5
"Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!"
Berjalan dalam gelap adalah hidup dalam dosa. Orang yang memilih hidup dalam dosa akan dihukum dalam kengerian yang tak terkira. Orang yang hidup dalam gelap adalah mereka yang mengabaikan Allah, terus berkanjang dalam kejahatan dan hidup dalam daging. Mereka akan kehilangan kemuliaan Allah bahkan kehilangan segalanya. Termasuk keselamatan akan lenyap. Jadi jauhkanlah segala hawa nafsu, kecemaran, keserakahan dan berbagai perbuatan daging (dosa) lainnya. Sebab itu akan menjerumuskan dan menghancurkan hidupmu baik di bumi maupun di sorga. Upahnya ialah maut dan hukuman kekal.
Sebaliknya, sebagai pengikut Kristus, berjalan dan hiduplah dalam terang Tuhan. Orang yang hidup dalam Terang nyata dari perbuatannya yang menghasilkan buah-buah Roh: kasih sukacita, damai sejahtera, dan lain-lain. Berjalan dalam Terang adalah hidup yang terus mengasihi Tuhan dan sesama, melayani Tuhan dengan sungguh, rajin beribadah, tekun berdoa dan terus melakukan kebaikan kepada sesama tanpa pamrih. Upah berjalan dalam Terang adalah sukacita, bahagia sejahtera, keselamatan kekal dan menjadi pewaris Tahta Kerajaan Allah.
Kita diberkati secara luar biasa di dunia dan menerima mahkota kehidupan kekal. Karena Terang itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Sebagai keluarga Kristen, marilah kita berjalan dalam Terang. Lakukanlah firman Tuhan. Jadilah berkat bagi semua orang, serta pancarkanlah sinar kemuliaan Kristus dalam perjalanan hidup kita dan keluarga. Amin
Yohanes 1:16
"Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia"
KITA TELAH MENERIMA KASIH KARUNIA DALAM KEPENUHAN KRISTUS
Johanes memberikan kesaksian tentang Yesus adalah Anak Allah (Ayat 15-17). Kesaksian ini menguatkan nubuat tentang kemuliaan Firman yang telah menciptakan langit dan bumi. Dia menyatakan bahwa Kristus adalah Firman itu sendiri yang telah menjadi daging dan telah ada sejak awal. Yohanes sendiri hanyalah pembawa berita, seorang manusia yang terbatas. Inilah kesaksian Yohanes tentang kemuliaan Yesus dalam hal otoritas, pra-eksistensi dan martabat yang menembus ruang dan waktu. Di dalam Yesus Kristus nampak Terang Dunia, Allah yang jauh dan tersembunyi dalam kemuliaanNya. Di dalam Yesus, diungkapkan Immanuel, artinya Tuhan menyertai kita.
Nats hari ini mengingatkan bahwa semua orang percaya, telah menerima ”kepenuhan-Nya” yaitu kasihNya, yang merupakan dasar pengutusan Kristus. Dan kasih karunia demi kasih karunia adalah sebagai bukti dari kasihNya. Dan kita diyakinkan bahwa Kristus akan melipat-gandakannya untuk memberi kita kasih karunia yang lebih besar. Bila kita menerima dan menghidupi kasih karunia tersebut, maka kita akan menjadi orang yang mau mengasihi, mampu mengampuni, jujur dan tulus bagi sesama, sesuai dengan kehendakNya.
Inilah pegangan orang percaya sebagai saksi Kristus, bahwa kuasa Tuhan pasti bekerja menopang orang percaya yang setia di jalanNya untuk memuliakan Dia dan mampu mengatasi seberat apapun tantangan yang ada. Misalnya, Allah menggerakkan Darius, raja Persia membangun kembali Bait Suci agar Yehuda bangkit lagi (Ezra : 6:1-16). Dengan demikian, kita semua orang percaya, dipanggil untuk hidup bersaksi dengan benar karena orang percaya adalah Bait Allah yang telah disucikan darah Kristus (Markus 11: 15-19).
Mazmur 63:5
"Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu "
KERINDUAN MEMUJI ALLAH
Orang yang memiliki keintiman dengan Allah terlihat bukan hanya dari ketekunannya berdoa dan beribadah. Tetap juga dari hasrat hatinya yang kuat untuk selalu memuji Allah dalam situasi apapun. Semakin kita mengenal Allah, semakin kita mengagumi dan mengasihi-Nya. Hati kita berkobar-kobar untuk selalu bersyukur, memuji dan menyembah-Nya serta melakukan kehendakNya. Bahkan, saat mau tidurpun, ketika kita teringat kebaikan Allah, membuat hati kita meluap dengan pujian dan ucapan syukur. Hal ini terlihat jelas dari kehidupan Daud yang tergambar di Mazmur 63 ini.
Kepekaan dan wawasan rohani yang dihasilkan dari keintiman kita dengan Allah membuat kita semakin mengenal Dia dan membuat kita semakin mengerti jalan-jalan-Nya dan keinginan-Nya. Semakin kita intim dengan Allah, membuat hati kita semakin melekat kepada-Nya, sehingga ketika kita menghadapi masalah, kita sanggup mengucap syukur karena keyakinan kita bahwa Tuhan sanggup menolong menyelesaikan perkara itu. Hati yang melekat kepada Allah membuat kita berusaha menyenangkan hati Tuhan. Hasrat hati yang kuat seperti yang dialami Daud hanya mungkin terjadi, jika penghalang yang mengganggu hubungan kita dengan Tuhan, dengan diri sendiri dan dengan orang lain telah diselesaikan dengan baik.
Apakah penghalang yang harus disingkirkan itu? Mari kita periksa diri kita. Apakah masih terikat dengan kuasa kegelapan atau perdukunan. Apakah ada keinginan pribadi yang tidak seturut dengan Firman Allah? Apakah ada perselisihan dengan saudara atau teman yang belum terselesaikan? Mari kita tunduk di kaki Tuhan mengaku dosa memohon pengampunan; dan meminta agar Roh Kudus membimbing kita untuk menyelesaikan semua penghalang ini. Dengan demikian kita sanggup berkata “aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu
Keluaran 20:1-11
1. Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
2. "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
3. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
4. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
5. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
6. tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
7. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
8. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
9. enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
10. tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
11. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.,
KASIH KEPADA ALLAH DAN SESAMA
Sering muncul pertanyaan: Apakah Hukum Taurat masih kita perlukan karena Tuhan Yesus telah menebus kita dari kutuk Taurat (Gal. 3, 13)? Masih kita perlukan! Pertama, sebagai cermin, sehingga kita mengenal dosa-dosa kita, lalu terdorong meminta keampunan dari Tuhan Yesus. Karena itulah di liturgi HKBP, pengakuan dosa itu didahului oleh pembacaan Hukum Taurat. Kedua, sebagai penuntun (baca Gal 3, 24), yang membimbing kita mengambil keputusan untuk percaya kepada Tuhan Yesus. Taurat meyakinkan kita bahwa kita tidak bisa selamat hanya dengan mengandalkan usaha kita sendiri tetapi hanya dengan mengandalkan anugerah Tuhan Yesus saja.
Intisari Taurat adalah mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama (Matius 22:37-40). Bagaimanakah mengasihi Allah? Bukan dengan kata-kata, melainkan dengan tindakan nyata. Yaitu dengan menaati perintahNya, mengikut Tuhan dengan setia sampai akhir. Tidak menduakan Tuhan, tetapi mengutamakan Tuhan dalam segala sesuatu, menggunakan seluruh yang kita miliki untuk melakukan kehendakNya dan menundukkan segala keberadaan kita ke bawah kuasaNya. Itulah yang dirangkum dalam Taurat pertama hingga keempat.
Bagaimanakah mengasihi sesama seperti diri sendiri? Bukan dengan kata-kata atau perasaan. Tetapi, lihatlah wajah Allah dalam diri sesamamu, sehingga kita akan tidak akan membiarkan mereka menderita, tetapi akan melakukan yang terbaik bagi mereka; mau mengampuni mereka, seperti Tuhan telah mengampuni kita; dan mau berkorban demi mereka seperti Tuhan Yesus yang mau berkorban demi kita. Itulah yang dirangkum dalam Taurat ke-5 hingga ke-10. Kasih dimulai dari keluarga. Karena itu, Gereja dan keluarga harus membuat program melatih anak-anak sejak dini menjadi pengasih bagi Allah dan bagi sesamanya.
YANOBUS 1 : 17
"Setiap pemberian yang baik dan setaip
anugerah yang sempurna datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang padaNya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran".
ANUGERAH YANG SEMPURNA
Setiap pemberian yang baik, itu adalah anugrah yang sempurna dari Tuhan kepada kita manusia. Ketika Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, Allah mengakhirinya dengan mengatakan "Allah melihat bahwa semuanya itu baik... " Kej 1: 12; 18, 21'25). Artinya, Allah menciptakan segala sesuatu itu baik adanya dan Dia mengamati serta memastikan bahwa semuanya itu baik adanya. Terlebih ketika menciptakan kita manusia, Allah terlebih dahulu menyediakan segala yang baik untuk manusia itu. Atas kehendakNya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, dan kita menjadi anak sulung diantara ciptanNya (Yak 1:18). Begitu besar kasih dan anugerah Tuhan kepada kita. Ibrani 13:8 mengatakan "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya". Kasih setia Tuhan kekal
adanya di dalam Yesus Kristus, tidak pernah berubah.
Kalau kita mengatakan bahwa segala pemberian yang baik itu berasal dari Allah berarti jika ada yang tidak baik, itu bukan berasal dari Allah. Keinginan hati dan hawa nafsu manusialah yang mendatangkan hal-hal yang jahat, dan melahirkan dosa serta kematian (Yak 1:14-15). Keinginan dan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Memang tidak salah memliki keinginan dan pengharapan untuk kehidupan yang lebih baik, namun semua itu haruslah sesuai dengan kehendak Allah. Allah menginginkan semua yang dikasihiNya untuk dapat hidup lebih baik. Tetapi ingatlah, ternyata itu haruslah sesuai dengan Firman dan kehendakNya.
Kita manusia diciptakan Allah berbeda dari ciptaan yang lainnya. Bahkan Allah memberikan yang paling berharga bagi manusia yaitu keselamatan oleh Yesus Kristus. Sepatutnyalah kita mengucapkan syukur kehadiratNya serta patuh dan taat melakukan firmanNya, dengan melakukan
dan mengerjakan hal-hal yang baik dalam hidup dan kehidupan kita seturut kehendakNya. Amin.
Mzm 97:11
"Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati
Sukacita"
BERSUKACITA DALAM TERANG TUHAN
Merupakan kata kunci Mazmur 97 ini. Israel bersukacita dalam iman karena Tuhan akan membebaskan mereka dari perbudakan bangsa penyembah berhala yaitu bangsa Babel dan Assur. Mereka tidak mengerti rencana Tuhan membuang mereka ketengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Allah untuk waktu yang lama yaitu tujuh puluh tahun. Bukankah disana mereka akan disuruh menyembah ilah-ilah lain.
Umat Israel tidak memahami rancangan Tuhan membuang mereka, adalah supaya mereka bertobat kembali kepada Allah. Karena itu nabi Yeremia disuruh Tuhan untuk menyampaikan firmanNya kepada umat Israel demikian: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepadamu masa depan yang penuh harapan (Yer 29:11). Suatu hal yang sulit dicerna akal manusia, sudah menjadi budak bangsa lain tetapi Tuhan mengatakan itu bukan rancangan kecelakaan, tetapi rancangan damai sekahtera. Nabi Yeremia meminta mereka mengimani yang tidak masuk akal itu. Bahkan nabi Habakuk di Habakuk 3:17-18 mengatakan: "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku". Luar biasa imannya kepada Tuhan.
Selama satu minggu ini kita lewat ayat-ayat harian diingatkan supaya beriman dan siap-siap menghadapi pencobaan, penganiayaan karna iman kita. Jangan khawatir atau takut karena terang Tuhan telah terbit menerangi jalan kita, membimbing dan menyertai kita. Terang Tuhan yang sesungguhnya yaitu Yesus Kristus (Yoh 8:12). Sebagai orang percaya kita tidak lepas dari ujian atas iman kita, yang bertujuan mendewasakan dan memurnikan iman kita. Dan semua itu kita jalani di dalam penyertaan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus yang terang dunia itu akan menerangi jalan yang kita tempuh. Mari kita tetap beriman seperti nabi Habakuk tadi. Kita mengimani rancangan Tuhan Yesus dalam hidup kita adalah rancangan damai sejahtera bukan rancangan kecelakaan. Bersama Tuhan Yesus kita akan menghasilkan buah iman dan terangNya akan bercahaya dalam hidup kita untuk mengenyahkan kegelapan. Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan Yesus.
Mazmur 97 : 11
“Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati”
Ada dua hal yang selalu disediakan TUHAN bagi orang-orang benar dan tulus hati, yaitu: terang dan sukacita. Dua-duanya saling berkaitan. Sangat sulit pengikut TUHAN bersukacita, kalau dalam hidupnya tidak ada “terang”. Hati terang, kepercayaan terang, di rumah terang, perkiraan terang, hutang terang, piutang terang, hidup sehari-hari terang, mata pencaharian terang, rencana terang, pelaksanaan program juga terang, dan lain-lain pun terang. Makanya orang yang sehat jasmani dan rohaninya selalu mendambakan terang datang di dalam hidupnya. Setiap pengikut TUHAN, pasti bersukacita dalam hidupnya apabila jalan hidupnya itu terang. Jadi kalau Yesus Kristus mengatakan kepada murid-murid-Nya: “Kamulah terang dunia!” kiranya terang itu sampai ke seluruh sudut dunia, dan semua penghuni bumi yang tulus hati dapat bersukacita karena kehadiran terang itu.
Pemazmurpun meyakini bahwa kebaikan Tuhan yang ia dapatkan disaat yang tepat, ibarat ia sedang berada dalam tempat yang gelap tetapi mendapatkan sinar terang sehingga ia dapat melakukan aktifitasnya. Di saat ia berada dalam penderitaan besar justru pertolongan Tuhan datang atasnya. Pertolongan Tuhan itu yang kemudian dianggap sebagai terang yang menguasai kegelapan. Gelap itu berubah menjadi terang dan terang itu membuat suasana sukacita bagi orang yang selalu tulus hati untuk setia kepada Tuhan.
Bangkit dan menjadi teranglah! Bangkitlah, jangan hanya mengeluhkan keadaan, tapi bersemangatlah, lakukan hal positif yang kita bisa, dan setialah mulai dari hal kecil. Menjadi teranglah, jadilah inspirasi bagi orang-orang di sekitar kita. Tularkan semangat, optimisme, harapan, sukacita, ucapan syukur, dan kasih seperti yang Kristus telah berikan pada kita. Khususnya di tengah keluarga, dalam pekerjaan dan semua aspek hidup kita. Dan jadilah berkat. Terima dan miliki Terang Kristus dalam hidupmu untuk diterangi-Nya dan senantiasa hidup dalam terang-Nya. Amin
DOA ORANG YANG BENAR, BERKUASA DAN MENYEMBUHKAN
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya
(Yakobus 5:16)
Dosa adalah penghalang utama kita untuk bersekutu dengan Allah. Salah satu permohonan kita di doa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya di Matius 6:12 ialah: "Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami". Dilanjutkan di Matius 6:14-15: "Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu". Sangat jelas kepada kita isi pesan dua ayat ini. Kalau mengampuni dosa orang lain, dosa kita diampuni Allah Bapa. Kalau kita tidak mengampuni dosa orang lain, dosa kita tidak diampuni Allah Bapa. Kalau dosa kita tidak diampuni, kita tetap di dalam dosa kita. Sebagai orang berdosa, doa kita tidak akan di dengar Allah Bapa. Sekarang mari kita memeriksa diri sendiri, masih adakah dosa orang lain yang belum kita ampuni? Kalau mau doa kita di dengar Allah Bapa, segera kita ampuni orang yang bersalah kepada kita, jangan tunda-tunda.
Kita yang percaya kepada Tuhan Yesus, diminta supaya tidak jemu-jemu berdoa. Karena doa adalah alat komunikasi kita kepada Allah Bapa. Semua hal dapat kita sampaikan kepada Allah Bapa dalam doa seperti seorang anak mencurahkan isi hatinya kepada bapanya. Dalam ayat hari ini, kita diingatkan supaya saling mendoakan. Berdoa bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi saudara-saudara seiman yang lain. Sebagai sesama murid-murid Yesus Kristus, kita wajib saling mendoakan. Dalam ayat hari kita diminta saling mendoakan supaya kita sembuh. Marilah kita saling mendoakan satu dengan yang lain tanpa melihat asal gerejanya.
Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya. Semua manusia telah berbuat dosa (Roma 3:23), hanya karena kasih Allah dalam Yesus Kristus kita dibenarkan seperti dikatakan di Roma 5:1 "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus". Kepada kita yang percaya dan mengasihi Yesus Kristus dikatakan: "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya" (Yoh 15:7). Kita mau supaya doa kita sangat besar kuasanya. Untuk itu marilah tinggal dalam Kristus dan firmanNya di dalam kita. Dikatakan "apa saja yang kamu kehendaki akan kamu terima". Luar biasa dampaknya kalau kita tinggal dalam Kristus dan Kristus di dalam kita.
Yakobus 5:16
"Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."
Perikop ini berbicara tentang penyakit, dosa, doa dan pengampunan serta kesembuhan. Seringkali ketika Yesus akan menyembuhkan orang sakit, Dia mengatakan, "dosamu sudah diampuni", atau "engkau telah sembuh, jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." atau, "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau."
Berdasarkan perkataan Yesus tersebut dapat kita simpulkan bahwa penyakit bisa timbul karena dosa atau karena iman yang lemah. Maka ungkapan yang kita kenal selama ini, "di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat" akan lebih sempurna menjadi: "melalui jiwa yang sehat akan terbentuk tubuh yang sehat".
Karena sekarang ini kita melihat banyak orang yang sakit karena pikiran dan jiwa yang lemah, dan yang selalu khawatir tentang segala hal terutama dalam menghadapi pandemi yang belum reda ini.
Firman Tuhan mengingatkan bahwa kekuatan iman seseorang menjadi landasan utama untuk menerima kesembuhan dari Tuhan, sebagaimana peristiwa seorang perempuan yang sakit pendarahan selama dua belas tahun yang dengan menjamah jumbai jubah Yesus dan menjadi sembuh. Bagi kita orang percaya, Kristuslah satu-satunya pengharapan kita, jangan pernah menduakan Tuhan dengan berobat kepada penyembah berhala, karena yang akan terjadi bukan kesembuhan dari penyakit tetapi malah dosa semakin berat dan akhirnya kita akan kehilangan mahkota kehidupan.
Segala obat, terapi dan perawatan hanyalah alat atau media tetapi Tuhanlah yang berkuasa untuk menyembuhkan penyakit kita. Tetaplah berdoa, dan memohon pengampunan dari Tuhan dan saling mengampuni atas sesama. Amin.
1 Petrus 1:6
"Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan."
Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan dirinya, mulai dari kebutuhan pokok/ primer maupun kebutuhan sekunder. Hal ini bertujuan agar ada kenyamanan yang bisa dirasakan. Berbagai hal dilakukan seperti belajar dengan rajin, bekerja dengan keras dan bahkan berhubungan dengan Tuhan pun seringkali ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan kenyamanan hidup itu. Seringkali manusia merasa bahwa apabila kita bersama Tuhan, seharusnya tidak ada lagi kesulitan dalam kehidupan kita. Seringkali kita lupa, bahwa Tuhan Yesus Kristus sendiri telah mengingatkan murid-muridNya akan tantangan yang mereka alami sebagai pengikut Kristus.
Perikop dimana ayat bacaan kita saat ini tertulis, kembali mengingatkan kita bahwa Tuhan menginginkan kita untuk benar-benar siap sebagai umatNya, dan untuk menyiapkan kita Tuhan juga membiarkan kita mengalami tantangan, penderitaan dan ujian untuk kita alami, dimana hal ini bertujuan untuk membuktikan kemurnian iman kita sehingga kita dilayakkan ketika Tuhan Yesus datang kedua kalinya.
Itulah mengapa pada 1 Petrus 1 : 6 kita diminta untuk bergembira ketika kita harus menghadapi pencobaan demi pencobaan, karena itulah proses persiapan kita untuk menyambut kedatanganNya.
Satu hal yang sangat kita syukuri sebagai orang yang percaya; yang karena rahmatNya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati kepada hidup yang penuh pengharapan untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga. Kita telah dipelihara dalam kekuatan Allah. Meskipun sekarang ini kita mengalami banyak pencobaan dan berduka, itu justeru penguatan yang membuat kita semakin teguh dalam pengharapan yang tidak akan pernah mengecewakan. Kita kuat karena kekuatan Allah, kita menang karna kemenanganNya. Amin
Mazmur 1:1
"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,"
Hidup berbahagia dan diberkati adalah dambaan setiap orang. Namun untuk memiliki kehidupan yang berbahagia dan diberkati, ada harga yang harus kita bayar sebagaimana disampaikan oleh pemazmur. Hidup kita akan diberkati dan berbahagia apabila kita tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa dan tidak berada dalam kumpulan pencemooh.
Orang fasik adalah orang yang tidak beriman, tahu tentang Tuhan dan firman-Nya tetapi tidak mau melakukannya; orang berdosa adalah orang yang melakukan kejahatan dan hidup menurut hawa nafsunya. Sementara pencemooh adalah orang yang kesukaannya mencari-cari kesalahan, menghakimi, mengejek, mengritik dan merendahkan sesamanya; mudah sekali menemukan selumbar di mata orang lain tapi tidak dapat melihat balok di matanya sendiri. Mereka juga meremehkan dan memandang rendah kebenaran Tuhan. Orang fasik, orang berdosa dan pencemooh adalah gambaran dari kehidupan duniawi.
Selama kita masih hidup sama seperti ketiga jenis orang tersebut maka berkat Tuhan akan semakin menjauh dari kehidupan kita, tetap bila kita "...kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." (ayat 2), dengan kata lain kita menjadikan firman Tuhan sebagai yang terutama dan lebih berharga dari apa pun sehingga kita mau merenungkannya dengan sepenuh hati, maka kita sedang hidup dalam perjanjian berkat Tuhan dan disebut sebagai orang yang berbahagia. Siang dan malam berarti setiap hari, bukan hanya sehari dua hari, atau saat perlu saja, namun di segala situasi atau keadaan, dan secara konsisten. Inilah kunci hidup yang terberkati! Bahkan keberadaan orang yang suka merenungkan firman Tuhan itu diibaratkan "...seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." Amin
Mazmur 9:11
"Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN."
“Mensyukuri Kasih Karunia Allah” adalah tema perenungan kita bulan ini. Secara bertahap dan pasti, kita akan mendalami Kasih Karunia Allah dalam kehidupan kita sehingga dengan yakin kita menaikkan ucapan syukur yang berkenan kepada-Nya.
Bagian pertama yang wajib kita ingat adalah bahwa Allah-lah yang telah memilih Daud sebagai raja atas Israel (1 Sam 16). Menyadari pemilihan tersebut, Daud memutuskan lebih mendekatkan diri kepada Allah (Mazmur 118:8 Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia). Saudara yang terkasih, baiklah hal ini juga yang pertama kita sadari bahwa Allah-lah yang telah memilih kita untuk menjadi anak-anak Tuhan. Hal ini jelas termaktub pada dogma kita tentang pemilihan oleh Allah pada pemahaman kedua, yakni “dalam kebebasan-Nya berkehendak, Allah telah melakukan pemilihan, dan Ia telah memilih menjadi Manusia untuk menyelamatkan manusia yang dikasihi-Nya”, sehingga siapapun yang mendengar nama Yesus, haruslah ‘merapat’ kepada Kristus untuk lebih mengenal pencipta-Nya.
Bagian kedua dari perenungan kita adalah bahwa siapapun yang mencari Tuhan untuk lebih mengenal-Nya, pastilah tidak akan ditinggalkan Tuhan menjalani kehidupannya sehari-hari; dan Daud sangat meyakini hal ini. Keyakinan seperti ini mempertebal kepercayaan kepada Tuhan, dan inilah yang menjadi dasar ucapan syukur yang berkenan kepada Allah.
Saudara yang terkasih, yakinlah bahwa setelah menjadi anak-anak Tuhan, Allah tidak akan pernah meninggalkan kita agar kita semakin mengenal dan percaya kepada-Nya, sehingga ungkapan syukur yang kita naikkan menjadi berkenan kepada-Nya. Amin. Kristus memberkati.
MEMULIAKAN TUHAN
Roma 4: 13-25
13 . Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dinia, tetapi karena kebenaran berdasarkan iman.
14. Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.
15. Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi dimana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.
16. Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua,
17. seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa", -dihadapan Allah yang kepadaNya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan menjadikan dengan firmanNya apa yang tidak ada menjadi ada.
18. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: ”Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
19. Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
20. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,
21. dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
22. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
23. Kata-kata ini, yaitu ”hal ini diperhitungkan kepadanya,” tidak ditulis untuk Abraham saja,
24. tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati,
25. yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita
Pandemi Covid-19 yang terjadi di negara kita sejak bulan Maret 2020 telah berdampak negatif terhadap kesehatan dan perekonomian kita. Keadaan sulit itu menjadi medan pergulatan iman kita: Masihkah kita tetap percaya, setia, dan taat kepada Tuhan? Apakah alasan bagi kita untuk tetap percaya, setia, dan taat kepada Tuhan saat kita sedang berhadapan dengan kesulitan?
Kita dapat belajar dari pengalaman hidup Abraham yang dipakai oleh Rasul Paulus untuk menjelaskan bahwa Tuhan memperhitungkan iman kita untuk membenarkan kita (Ay.24-25). Abraham memang menerima Firman Tuhan bahwa Tuhan akan membuat banyak sekali keturunannya (Ay.18; Kej.15:5) dan bahwa Tuhan telah menetapkan Abraham menjadi bapa banyak bangsa (Kej. 17:5; Rom. 4:17). Tetapi janji dan ketetapan itu diterima Abraham ketika ia belum ada anak sebagaimana dijanjikan Tuhan dan secara fisik ia lemah karena usianya yang semakin tua (Ay.19). Tetapi, ketika Tuhan meminta dia untuk mempersembahkan Ishak, satu-satunya anak yang dijanjikan oleh Tuhan itu, ia memilih untuk memuliakan Tuhan melalui ketaatannya melakukan kehendak Tuhan (Ay. 20). Ketaatan melakukan kehendak Tuhan didasarkan Abraham pada imannya, bahwa Tuhan pasti sanggup menghidupkan Ishak kembali sekiranya harus mati, dalam rangka memenuhi janji Tuhan itu (Ay.21). Maka Tuhan membenarkan Abraham karena imannya (Ay.22).
Kita orang percaya, mengakui dan mengandalkan Yesus Kristus satu-satunya Tuhan dan Juruselamat demi memperoleh hidup kekal dalam surga kelak sesungguhnya telah dibenarkan oleh Tuhan (Rom. 5:1-2). Mensyukuri kasih Tuhan itu, patutlah kita memuji dan memuliakanNya melalui ketaatan kita melakukan kehendakNya di saat pergulatan iman kita itu.
Mazmur 37:37
"Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan;"
Manusia membutuhkan rasa aman, baik untuk masa sekarang maupun masa depannya, baik di dunia ini maupun di balik kematiannya. Berbagai upaya dilakukannya untuk mendapatkan rasa aman ini, tidak terkecuali untuk motivasinya beragama. Tetapi apakah yang dapat menjadi jaminan yang pasti dan tidak berubah bagi kita untuk mendapatkannya? Terlebih lagi bagi kita yang berupaya untuk hidup dengan benar, tulus, dan jujur, di tengah dunia yang fasik ini, dimana justru orang-orang fasiklah yang nampaknya dapat bertumbuh dengan subur?
Daud dalam Mazmur ini mengungkapkan rahasia masa depan orang benar, yang hidup dengan jujur, tulus, dan menyukai damai.
Rahasia jaminan yang teguh ini hanya ditemukan dalam relasi orang benar dengan Tuhan. Relasi ini dapat terpelihara melalui menjauhi kejahatan dan melakukan yang baik serta menantikan Tuhan dan mengikuti jalan-Nya, Alasan dari langkah- langkah tersebut adalah karena Tuhan itu mencintai keadilan, hukum dan tidak meninggalkan orang yang dikasihi-Nya. Dialah yang menjadi tempat perlindungan orang benar pada waktu kesesakan. Ia tidak akan menyerahkan dan membiarkan orang benar yang mengucapkan hikmat, mengatakan keadilan hukum dan memiliki Taurat di dalam hatinya, ke dalam tangan orang fasik, ataupun membiarkannya goyah dan dipersalahkan. Dialah yang menyelamatkan, menolong, dan meluputkan orang benar dari tangan orang fasik. Jaminan ini berlaku senantiasa dan selama-lamanya, melintasi hidup dan menembus kematian .Jaminan seperti ini bukanlah milik orang fasik, yang tidak menemukan persekutuan dengan Tuhan. Walaupun mereka nampak bertumbuh mekar seperti pohon aras yang gagah dan sombong, namun akan dibinasakan dan dilenyapkan Tuhan bersama sama dengan dan anak cucu mereka .Betapa tragisnya masa depan yang tiada pengharapan karena kesudahannya adalah kebinasaan.
Marilah hidup dengan tulus dan jujur, dan selalu hidup dalam damai, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan;" Amin
Lukas 6:27
"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;"
Tanpa cinta kasih, kehidupan manusia tidak akan pernah menjadi lebih baik. Cinta kasihlah yang membuat segala sesuatu menjadi baik. Bahkan cinta kasih mampu mematahkan dan mengakhiri rantai kekerasan.
Mengasihi ditawarkan oleh Yesus menjadi suatu cara hidup anak-anak Allah. Yesus tidak pernah berkata, "Binasakanlah musuh-musuhmu karena mereka itu adalah musuh Allah". Sebaliknya Ia berkata, "Kasihilah musuhmu.. Jangan menghakimi... Ampunilah...". Mengasihi itu adalah tindakan ilahi karena Allah adalah kasih. Maka siapa pun yang tidak mengasihi, tidak mengenal Allah (bdk. 1 Yoh 4:8).
Bagaimana dengan diri kita yang telah diangkat menjadi anak-anak Allah melalui pembaptisan yang telah kita terima? Sudahkah kita belajar saling mengasihi?
Kita tahu dari pengalaman sehari-hari bahwa kasih itu lebih mudah dikatakan dari pada dilakukan. Kasih itu tidak akan pernah dilakukan jika kita hanya melihat terus orang-orang yang melukai kita dan melihat luka-luka yang kita alami.. Kita belajar mengendalikan diri dan berhenti untuk menghakimi atau mengkambinghitamkan orang lain. Sebab selama kita masih melihat orang lain itu sebagai musuh, kita tidak akan pernah dapat mencintainya. Maka berhentilah memusuhi teman supaya kita bisa saling mengasihi.
Dengan mengasihi musuh, kita juga belajar mengasihi tanpa mendapat balasan. Dengan mengasihi musuh, kita belajar untuk mengasihi diri kita. Yang terutama, dengan mengasihi musuh, kita masuk dalam arti mengasihi sesungguhnya seperti yang telah diperbuat oleh Yesus bagi dunia. Karena itu, jadilah pribadi yang mengasihi, tidak hanya mengasihi teman tetapi juga mengasihi orang lain yang menyakiti kita. Amin.
Yakobus 1:27
"Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia."
Yakobus dalam Yakobus 1 : 27 menyebutkan tindakan konkrit yang mendemonstrasikan ibadah yang benar. Kunjungan kepada orang-orang yang membutuhkan (ayat 27a)
Ibadah kita harus murni dan tak bercacat (kathara kai amiantos). Dua kata ini memang sering muncul secara bersamaan, baik dalam Alkitab maupun di luar Alkitab. Keduanya menyiratkan kesucian yang mutlak.
Yakobus secara jelas menggunakan dua kata murni dan tak bercacat dalam konteks etika (mengunjungi janda dan yatim-piatu), tetapi ia sengaja memberi tambahan “di hadapan Allah, Bapa kita” (ayat 27a). Melalui tambahan ini Yakobus mengajarkan bahwa apa yang kita lakukan di luar konteks ibadah (mengungjungi janda dan yatim-piatu) adalah sama pentingnya dengan apa yang kita lakukan dalam sebuah ritual ibadah (di hadapan Allah).
Perintah untuk memperhatikan para janda dan anak-anak yatim (orphanoi kai chērai) muncul berkali-kali dalam Alkitab. Kita harus mengasihi mereka. TUHAN adalah ayah bagi para yatim dan pembela bagi para janda (Mzm 68:6). Siapa yang mengakui Allah sebagai Bapa (Yak 1:27a “di hadapan Allah, Bapa kita) juga wajib meneladani Dia, yaitu menjadi bapa bagi anak yatim dan pembela bagi para janda.
Kata“mengunjungi” di ayat ini merujuk pada pemberian perhatian dan pertolongan kepada janda dan yatim. Tanpa belas-kasihan terhadap mereka yang tidak berdaya, ibadah kita tidaklah murni dan bercacat di hadapan Allah.
Mazmur 50:23
"Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya."
Kehidupan orang percaya dapat dibedakan dari orang di luar Tuhan. Menjadi orang yang berbeda dari dunia adalah kehendak Tuhan,"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."
Salah satu perbedaan yang harus dimiliki setiap anak Tuhan adalah hal mengucap syukur. Firman Tuhan mengajar kita agar memiliki hati yang senantiasa bersyukur, tidak peduli situasi dan kondisinya. Apa pun keadaannya kita harus mampu menjadi orang yang senantiasa bersyukur. "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tess 5:18). Masalah, sakit-penyakit, beban yang berat, krisis, penderitaan adalah hal-hal yang acapkali menjadi penghalang bagi seseorang mengucap syukur.
Sebagai orang percaya sesungguhnya kita memiliki banyak alasan untuk selalu mengucap syukur. Bisa bernafas, memiliki tubuh yang sehat saja sehingga bisa beraktivitas merupakan berkat yang tak ternilai harganya. Perwujudan hati yang melimpah dengan ucapan syukur adalah senantiasa memuji-muji Tuhan. Pemazmur menasihati, "Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!" (Mazmur 100:4). Memuji Tuhan adalah ungkapan iman yang kita nyatakan melalui bibir lidah kita. Itulah sebabnya Daud menjadikan puji-pujian kepada Tuhan sebagai gaya hidupnya. "Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau," Daud sangat percaya bahwa ada kuasa di balik puji-pujian karena Tuhan bersemayam di atas pujian umatNya. Mari untuk selalu memuji Tuhan dan mengucap syukur dari setiap kehidupan kita. Amin
Mazmur 17:15
"Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu."
Mengapa kita perlu berdoa? Karena doa adalah komunikasi dengan Allah. Dalam doa, kita bebas mencurahkan seluruh isi hati tanpa merasa akan disalah mengerti oleh Allah. Ia sangat peduli dan mau mengerti diri kita. Ia mau memberikan telinga-Nya untuk mendengarkan curahan hati umat-Nya. Nats ini merupakan bagian dari doa Daud untuk memohon keselamatan dari Tuhan.
Daud adalah pribadi yang mau belajar hidup berkenan kepada TUHAN. Dalam berbagai mazmurnya, kita melihat Daud merupakan figur yang suka berdoa. Daud menyampaikan doanya kepada Tuhan dengan kejujuran dan ketulusan, baik menyangkut kepribadiannya, orang-orang di sekitarnya, termasuk juga orang-orang fasik dan orang-orang yang memusuhinya.
Saat berdoa, Daud berharap Tuhan mendengarkan seruan hatinya. Sebab apa yang diceritakan dan disampaikan kepada Tuhan itu benar. Ia tidak merekayasa cerita. Daud mengerti bahwa Tuhan itu Maha Tahu. Bahkan Daud mengatakan bahwa Tuhan menguji dan menyelidiki hatinya. Daud selalu berpegang pada firman-Nya. Ia senantiasa menjaga perilakunya terhadap jalan orang-orang yang melakukan kekerasan.
Dalam doanya, Daud memohon agar Tuhan menunjukkan kasih setia-Nya. Ia meminta agar Tuhan menyelamatkan dirinya dari para pemberontak. Ia berharap Tuhan mau menjaganya seperti biji mata-Nya dan menyembunyikannya dalam naungan sayap-Nya terhadap orang fasik. Tanpa pertolongan Tuhan, Daud pasti hancur menghadapi gempuran para musuhnya, yang laksana singa siap menerkam. Dalam kondisi seperti ini, Daud berdoa agar Tuhan bangkit melawan mereka dan meluputkannya dari maut.
Efesus 2:20
"yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru."
Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa anggota-anggota keluarga Allah dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Batu penjuru adalah sebuah batu besar yang ditempatkan pada fondasi di sudut utama suatu bangunan baru. Batu ini menghubungkan bagian ujung tembok dengan tembok sebelahnya, sehingga keduanya menyatu (Ef. 2:20). Pemberitaan para nabi dan nubuatan yang di sampaikan di dalam PL tentu sangat diperlukan oleh umat dan pemberitaan injil yang dikumandangkan oleh para rasul tentu sangat penting karena keduanya adalah dasar dari bangunan tersebut. Namun Kehadiran Yesus Kristus menjadi pengikat utama dan penentu bagi penyatuan yang utuh antara PL dan PB. Tanpa Kristus maka semuanya akan ambruk. Tak dapat dipungkiri bahwa ajaran yang benar memang harus mengacu pada isi berita yang sesuai dengan berita yang disampaikan oleh para nabi dan rasul karena bagian ini menjadi fondasi yang sangat penting bagi orang percaya.
Bila gereja telah kehilangan dasarnya maka cepat atau lambat gereja tersebut akan ambruk dan kehilangan arah, langkah – menuju kesesatan. Namun bila dasar para nabi dan para rasul sudah dibangun dengan baik dan benar maka Kristus Yesus yang adalah batu penjuru itu akan memperkokoh dan menyatukan kedua dasar tersebut dengan kuat. Dengan demikian nabi dan rasul adalah bagian yang sangat penting guna tegaknya suatu bangunan. Namun Kristus Yesus adalah pribadi yang utama dalam memperkokoh bagunan itu. Itu sebab gereja yang kuat dengan pengajaran yang ketat tetapi tidak mengutamakan pemberitaan tentang Kristus akan menjadi gereja yang lemah dalam menghidupi kasih Kristus. Bila Kristus menjadi fokus dan kekuatan utamanya maka di dalam gereja tumbuh seluruh bangunan secara rapi dan menjadi bait Allah yang kudus. Tumbuh menjadi suatu bangunan sebagai tempat kediaman Allah di dalam Roh. Bila Allah ada di dalam hidup orang percaya, maka kehidupan orang percaya menjadi melimpah dan menyenangkan. Amin
Kejadian 9:9
"Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu, "
Kasih Allah lebih besar dari amarahnya kepada manusia dan dunia ini. Biarpun kehidupan orang percaya dari waktu ke waktu tak pernah sepi dari tantangan, pergumulan, persoalan dan penderitaan. Terkadang ada saja orang percaya menyerah karena tidak mampu menghadapi semua realita kehidupan ini. Tetapi ada juga orang percaya sungguh yakin bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan dan membiarkan umatNya untuk selamanya hidup dalam penderitaan. Karena Allah selalu mengasihi kita.
Dari kisah Nuh dan keluarganya, kita diberikan pelajaran penting dalam menghadapi hidup sebagai orang yang percaya. Bahwa Tuhan sungguh mengasihi orang-orang yang setia dan taat kepadaNya.
Bahkan Allah berjanji tidak ada lagi pemusnahan manusia dan bumi ini seperti yang terjadi pada masa Nuh.
Pergumulan dan penderitaan sebagaimana juga yang masih sementara kita hadapi seperti Pandemi Corona Covid 19 yang sungguh sangat mengancam hidup orang percaya, bukanlah suatu pertanda akhir dari perjalanan hidup kita, melainkan kita harus menempatkannya sebagai waktu dan ruang yang Tuhan ijinkan untuk menyadarkan kita semua bahwa Tuhan itu berkuasa.
Sebagaimana janji Tuhan kepada Nuh, demikian juga janjiNya kepada kita. Tidak ada lagi air bah. Artinya tidak akan ada lagi penghukuman. Rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera. Tuhan menghendaki agar kita melanjutkan kehidupan ini. Karena itu bagi hidup setiap orang yang benar dan tidak bercacat cela dan hidup bergaul erat dengan Tuhan, maka kepadanya janji Tuhan akan dinyatakan, bahwa Tuhan akan tetap menjaga, memelihara kehidupannya, kehidupan keluarganya. Dan akan menganugerahkan kehidupan yang damai sejahtera dari sekarang sampai selama-lamanya. Amin
Matius 10:39
"Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya."
Bagian ini merupakan nasihat yang Tuhan Yesus berikan setelah Dia memilih ke duabelas muridnya dan mengutus mereka untuk melakukan tugas pelayanannya. Yesus tahu akan banyak tantangan yang akan mereka hadapi dalam melayaniNya sehingga perlu diberikan nasihat dan peringatan akan bagaimana mereka melewati semua tantangan itu. Tantangan terbesar yang akan mereka hadapi adalah kehilangan nyawa. Nyawa disini adalah kehidupan atau kesempatan di dunia ini. Sering kita mendengar seseorang menerima ancaman untuk meninggalkan iman percayanya kepada Yesus agar mereka tidak di bunuh. Atau mungkin juga pernah kita dengar seseorang ditawari jabatan tertentu asal dia mau meninggalkan imannya kepada Yesus. Semuanya ini bercerita tentang kehidupan di dunia ini atau kesempatan di dunia ini yang sebenarnya hanyalah kesenangan sementara. Tetapi tidak sedikit orang meninggalkan iman kepercayaanya kepada Yesus untuk memperoleh kehidupan atau kesempatan di dunia ini, walaupun pada akhirnya mereka akan kehilangan nyawanya atau kehidupan yang kekal kelak Bersama Bapa di surga. Tetapi lain lagi dengan orang yang kehilangan nyawanya karena mempertahankan iman percayanya kepada Yesus. Dia mungkin akan di bunuh, atau kehilangan jabatannya, atau kehilangan orang yang paling dicintainya yang akan menjadi pasangan hidupnya karena tidak diijinkan untuk dinikahinya karena dilarang orang tua. Akibat mempertahankan iman, kita akan kehilangan nyawa dibunuh atau kehilangan kesempatan untuk Mendapatkan jabatan atau pasangan hidup. Tetapi ketahuilah bawa kita akan memperoleh nyawa kita atau kehidupan yang kekal Bersama Bapa di surga karena iman yang kita pertahankan. Karena itu tetaplah teguh meskipun karena Yesus kita akan kehilangan nyawa kita atau kesempatan kita di dunia ini yang hanya sementara, kita akan memperoleh nyawa kita atau kehidupan yang kekal Bersama Bapa Bapa di surga. Renungkanlah apakah Yesus masih lebih berharga di hatimu dari pada harta, Jabatan, dan kesenangan di dunia ini ?
Bagian ini merupakan nasihat yang Tuhan Yesus berikan setelah Dia memilih ke duabelas muridnya dan mengutus mereka untuk melakukan tugas pelayanannya. Yesus tahu akan banyak tantangan yang akan mereka hadapi dalam melayaniNya sehingga perlu diberikan nasihat dan peringatan akan bagaimana mereka melewati semua tantangan itu. Tantangan terbesar yang akan mereka hadapi adalah kehilangan nyawa. Nyawa disini adalah kehidupan atau kesempatan di dunia ini. Sering kita mendengar seseorang menerima ancaman untuk meninggalkan iman percayanya kepada Yesus agar mereka tidak di bunuh. Atau mungkin juga pernah kita dengar seseorang ditawari jabatan tertentu asal dia mau meninggalkan imannya kepada Yesus. Semuanya ini bercerita tentang kehidupan di dunia ini atau kesempatan di dunia ini yang sebenarnya hanyalah kesenangan sementara. Tetapi tidak sedikit orang meninggalkan iman kepercayaanya kepada Yesus untuk memperoleh kehidupan atau kesempatan di dunia ini, walaupun pada akhirnya mereka akan kehilangan nyawanya atau kehidupan yang kekal kelak Bersama Bapa di surga. Tetapi lain lagi dengan orang yang kehilangan nyawanya karena mempertahankan iman percayanya kepada Yesus. Dia mungkin akan di bunuh, atau kehilangan jabatannya, atau kehilangan orang yang paling dicintainya yang akan menjadi pasangan hidupnya karena tidak diijinkan untuk dinikahinya karena dilarang orang tua. Akibat mempertahankan iman, kita akan kehilangan nyawa dibunuh atau kehilangan kesempatan untuk Mendapatkan jabatan atau pasangan hidup. Tetapi ketahuilah bawa kita akan memperoleh nyawa kita atau kehidupan yang kekal Bersama Bapa di surga karena iman yang kita pertahankan. Karena itu tetaplah teguh meskipun karena Yesus kita akan kehilangan nyawa kita atau kesempatan kita di dunia ini yang hanya sementara, kita akan memperoleh nyawa kita atau kehidupan yang kekal Bersama Bapa Bapa di surga. Renungkanlah apakah Yesus masih lebih berharga di hatimu dari pada harta, Jabatan, dan kesenangan di dunia ini ?
Mazmur 23:5
"Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah."
Mazmur 23 terkenal sebagai ungkapan jiwa yang terdalam dari Daud tentang eksistensi, pengalaman, dan tujuan hidupnya; yakni gambaran pemeliharaan Tuhan di dalam perjalanan hidupnya, yaitu tentang DAMAI dan SEJAHTERA.
Dia memulai hidup dari seorang anak gembala hingga menjadi panglima dan raja bangsa Israel, bangsa pilihan Tuhan; dan untuk itu semua, dia selalu bermazmur memuliakan Tuhan. Sedangkan kita seringkali berdalih dengan mengatakan apalah hidup saya dibandingkan dengan orang lain, saya tidak perlu bersyukur akan hidup saya yang biasa-biasa ini, saya tidak punya apa-apa untuk dapat berbagi. Itu karena kita melihat hidup dari perspektif yang sempit, yaitu: harta, jabatan, tingkat pendidikan yang tidak kita miliki sehingga kita merasa orang yang tak terberkati. Padahal hidup itu sendiri sudah berkat bagi kita, sebab orang mati tidak perlu lagi bersyukur dan bermazmur.
Sesungguhnya ketika kehadiran kita di suatu tempat di mana orang-orang merasakan sukacita, di situ Tuhan telah mengurapi kepala kita dengan minyak dengan piala yang melimpah. Ketika kita memberikan senyuman dan keramahtamahan kepada orang yang kita jumpai dan mereka senang, maka itu sudah merupakan refleksi dari piala yang melimpah.
Kita ingat bahwa Yesus memakai orang-orang dari kalangan yang sederhana menjadi muridNya, tetapi mereka menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Sebaiknya kita merubah sudut pandang kita, bahwa kita adalah orang-orang yang terberkati, yaitu dengan cara menghadirkan damai dan sejahtera di rumah kita, di keluarga kita, di lingkungan kita seraya menaikkan mazmur: Tuhan, Gembalaku Yang Baik. Amin
2 Korintus 6: 2 a
"Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau."
Judul dari renungan ini adalah “Hidup yang di perkenankan Tuhan serta janji penyelamatan”. Kini bukan waktunya lagi untuk menjadi orang kristen yang biasa-biasa saja yang hanya percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, tetapi mau berbuat sesuai dengan imannya.
Sebagai orang percaya pasti cepat atau lambat akan mengalami badai kehidupan.
Orang Kristen bukanlah orang yang kebal terhadap masalah. Namun ketika Tuhan berkenan mendengarkan seruan kita maka Ia akan menyelamatkan dan menolong kita.
Kita pasti memiliki tujuan hidup yang akan kita jalani dan raih dalam hidup kita. Tujuan itulah yang pada akhirnya menggerakkan seluruh hidup Paulus bersama dengan Tuhan melewati badai kesulitan itu.
Seberapa dalam seseorang mempercayai Tuhan, sebegitu besar pula ia mengharapkan campur tangan Tuhan. Demikian pula, kita harus percaya bahwa Tuhan lebih besar dari setiap persoalan dalam hidup kita. Tidak mungkin orang Kristen tanpa iman! Tidak mungkin orang Kristen tanpa anugerah, karena anugerahlah kita diselamatkan dan memperoleh kehidupan kekal.
Belajar dari pernyataan-pernyataan Paulus dalam memberitakan Injil yang penuh tantangan dan badai hidup, hanya ada Tuhan yang dapat menolong dan menyelematkannya. Mari kita belajar dari Paulus, bahwa Allah senantiasa berkenan kepada orang-orangNya dan kasih karunia-Nya tidak sia-sia. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus meneladani serta mempraktekan kasih dan benar-benar hidup didalam kasih, agar menjadi suatu kesaksian serta berkat bagi orang lain, sebab orang Kristen tanpa hidup dengan kasih adalah kehidupan yang kosong tanpa makna. Itu adalah hal yang paling sederhana sekali yang harus kita praktekan dalam keharian kita, dan bersaksi serta melayani Tuhan adalah panggilan bagi orang yang percaya, praktekanlah di mulai dari hal yang paling sederhana sekali dalam hidupmu di ruang dan waktu secara tidak henti-hentinya maka mahkota kehidupan akan diberikan dan kita akan memperolehnya, maka di percaya Tuhan berarti kita istimewa dimata Tuhan dan sangat di kasihNya. Amin
Mazmur 41:13
"Tetapi aku,Engkau menopang aku karena ketulusanku, Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya."
Pemazmur (Daud) menyadari bahwa karena ketulusan hatinya kepada Tuhan dia sangat yakin perlindungan Tuhan baginya atas hal yang akan merenggut hidupnya dimana seterunya mengingini kematiannya dan hanya pertolongan Tuhan yang dapat menyelamatkannya. Sebagaimana kita tahu Daud adalah orang yang tulus hatinya kepada Tuhan dan dalam tiap langkahnya selalu takut akan Tuhan.
Memaknai Nats Firman Tuhan tersebut diatas, bahwa dalam menjalani kehidupan ini perlu ketulusan hati dihadapan Tuhan sebagaimana yang dilakukan Daud karena firman berkata: Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata,tetapi TUHAN melihat hati (1 Sam.16:7b). Bahkan pemazmur berani berkata: Selidikilah aku,ya Allah,dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku (Maz.139:23), yang bagi kita manusia berdosa takut mengatakan hal seperti ini sebab memang disetiap denyut kehidupan kita bergelimang dosa dan hanya karena kasih karunia Tuhan kita boleh hidup dan memperoleh keselamatan. Rasul Paulus mengatakan ujian terhadap iman akan menghasilkan ketekunan dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kita jadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun (Yak.1:2-4). Suatu peryataan iman dari pemazmur bahwa dengan kuasaNya Tuhan dapat memulihkan sakitnya diranjangnya (ayat-4) yang bagi kita dapat dikatakan sebagai Mujizat, sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk.1:37). Menghadapi dunia yang semakin jahat belakangan ini beranikah kita mengklaim kepada Tuhan sebagaimana pemazmur yakin bahwa karena ketulusannya maka Tuhan akan menopang dan membuatnya tegak dihadapan Tuhan, tentu haruslah demikian dengan berpegang pada Firmanjb Tuhan yang tertulis pada Amsal 4:23 berkata: Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Kiranya Roh Kudus menolong kita menjalani hidup ini agar selalu percaya akan perlindunganNya yang ajaib. Amin
Mazmur 130:5
"Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya."
Menanti adalah pekerjaan paling membosankan. Begitu pula ketika kita berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan, tidak semua doa kita dijawab oleh Tuhan secara langsung, terkadang harus melalui proses penantian yang cukup panjang. Banyak yang tidak sabar menanti jawaban dari tuhan; mereka menjadi putus asa dan kecewa yang akhirnya tidak dapat menikmati janji Tuhan.
Kita dapat belajar dari sikap Daud: “Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.” (Mazmur 130:5-6). Dalam keadaan tidak baik pun Daud tetap menaruh pengharapan kepada Tuhan dan dengan sabar menanti-nantikan pertolonganNya. Untuk memiliki kesabaran memang tidak mudah, memerlukan suatu perjuangan.
Kata ‘sabar’ mengandung dua arti yaitu: 1. Menunggu dalam waktu yang panjang. Waktu Tuhan bukanlah waktu kita, namun pasti waktuNya adalah yang terbaik. Maka di dalam menantikan janjiNya diperlukan ketaatan dan ketekunan dalam diri kita. 2. Sabar terhadap tekanan, penderitaan, caci maki dan aniaya. Untuk bisa sabar kita harus senantiasa hidup dalam pimpinan Roh Kudus. Kita tahu bahwa kesabaran merupakan salah satu dari buah Roh (baca Galatia 5:22-23). Seseorang yang memiliki persekutuan dengan Roh Kudus pasti memiliki penguasaan diri dan bisa bersabar dalam segala hal.
Seringkali yang kita lakukan adalah mengeluh, bersungut-sungut dan bahkan menyalahkan Tuhan, itulah sebabnya Tuhan harus menunda waktu untuk menolong kita. Nantikanlah, berharaplah dan Sabarlah “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,” Pengkhotbah 3:11a. Amin
1 Korintus 10:3-4
"Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus."
Paulus mengingatkan orang Percaya agar kita jangan sKetika Allah mengijinkan Musa untuk membelah Laut Teberau, atau melihat langsung pimpinan Allah melalui tiang awan dan tiang api. Tentu suatu pengalaman yang luar biasa pimpinan dan karya besar Allah secara langsung terhadap umatNya Israel.
Namun kita belajar dari Kitab-Kitab Musa, ternyata menyaksikan peristiwa yang demikian luar biasa tersebut, tidak menjadikan bangsa Israel taat kepada Allah. Malah sebaliknya, sebagian besar orang dewasa yang keluar dari tanah Mesir tidak berhasil masuk ke tanah yang dijanjikan oleh Allah karena mereka ragu akan perintah Allah. Bahkan mereka malah menginginkan hal-hal yang jahat.
Hal ini seharusnya menjadi peringatan bagi kita untuk waspada. Sebagai umat percaya kita seharusnya bisa memperlihatkan kepercayaan kita kepada Allah dalam keseharian kita. Sebagai orang-orang yang telah ditebus dan ditopang oleh Kristus sebagai batu karang kita, seharusnya kita hidup berkesesuaian dengan Kristus, dan hendaknya keinginan kitapun tunduk kepada perintahNya.
Misi Allah sangat jelas, bahwa Allah sendiri memakai banyak cara dan banyak langkah untuk memenuhi kehidupan umat yang dikasihinya yang Allah inginkan adalah percayalah dan bergantunglah sepenuhnya kepada kuasaNya, Allah menuntut kepatuhan dan ketaatan dari bangsa, orang yang dipilihNya, (FIlipi 4: 6” Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur). Allah mengerti, perduli dan sanggup memenuhi kebutuhan hidupn kita.
Karena itu marilah kita hidup setia, taat dan berkesesuaian dengan kehendakNya. Itulah yang seharusnya kita lakukan sebagai orang percaya. Roh Kudus akan memampukan kita. Amin.
2 Korintus 4: 1- 6
"Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati."
Dalam pemberitaan firman Tuhan yang dilakukan Paulus tidaklah berjalan mulus. Ada juga orang orang yang menolak pemberitaan firman Tuhan yang disampaikan Paulus dan ini tidak pernah membuat Paulus menjadi kendor dalam melayani Tuhan. Paulus 2 Korintus 4:1 (TB) Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. mengerti bahwa pelayanan yang diterimanya hanyalah karena kemurahan Tuhan, bukan karena kemauaan atau kehebatannya. Apalagi kalau mengingat akan dosa yang dilakukannya pada masa lalu terhadap Tuhan Yesus dengan menganiaya pengikutNya tentulah sangat sulit memahami bahwa pada akhirnya Tuhan mau memakainya untuk menjadi pelayanan-Nya yang luar biasa. Memahami kasih karunia Allah inilah membuat Paulus tidak pernah tawar hati. Paulus melayani Tuhan sesuai dengan kebenaran firman Tuhan dan Paulus tidak pernah kawatir untuk dinilai orang akan pelayanannya di hadapan Allah. Dan dalam hal pemberitaan Firman Tuhan Paulus menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Tuhan, dia tidak pernah mengandalkan kepada kemampuan atau kecerdasan dirinya sendiri. Soal apakah orang akan bertobat karena pemberitaan Firmannya sepenuhnya diserahkan pada pekerjaan Roh Kudus. Paulus tahu dengan jelas bahwa dalam hal pemberitaan Firman Tuhan yang menjadi pusatnya adalah tentang kemuliaan Kristus yang adalah gambaran kemuliaan Allah, bukan memberitakan dirinya sendiri. Dari pengalaman Paulus ini kita dapat belajar bahwa : 1. Allah dapat memakai siapa saja dengan latar belakang apapun untuk menjadi pelayan-Nya yang luar biasa. 2. Bahwa pelayanan itu milik Allah, kalaupun sekarang kita dipercaya untuk melayani Tuhan itu semata kasih karunia saja, karena itu kita harus mengerjakan pelayanan yang diberikan itu dengan sungguh sungguh tanpa kawatir akan hasil dari pelayanan itu, karena semuanya merupakan pekerjaan Roh Kudus. 3. Dalam melayani Tuhan yang menjadi pusat adalah Kristus yang merupakan gambaran kemuliaan Allah, bukan diri kita yang diberitakan. Jangan berusaha untuk menjadi terkenal atau mengejar kedudukan tertentu. Mari kita gunakan kesempatan yang Allah berikan untuk melayaninya selagi hari masih siang, karena segala sesuatu ada waktunya. Amin
Mazmur 50:7
"Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu!"
Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.(Bnd Hukum Taurat).
Perjanjian Baru menegaskan bahwa Allah mendatangkan konsekuensi bagi mereka yang menyembah allah-allah lain. Dikemukakan bahwa, selama zaman Perjanjian Lama, Allah membiarkan pemberhalaan bangsa-bangsa selain Israel, tetapi, dalam zaman Perjanjian Baru, Allah memerintahkan "bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat. Penyembahan berhala digambarkan sebagai "perbuatan sia-sia".
Kehidupan moral kita bersumber dalam iman kepada Allah yang mengungkapkan kasih-Nya kepada kita. Paulus berbicara tentang "ketaatan iman" (Roma 1:5, Roma 16:26) sebagai kewajiban kita yang pertama. Ia menunjukkan bahwa ketidakpedulian akan Allah adalah dasar dari segala penyimpangan moral. (Roma 1:18-32) Tugas kita di hadapan Allah adalah percaya kepada-Nya dan memberi kesaksian tentang Dia. Perintah pertama mengharuskan kita untuk memelihara dan melindungi iman kita dengan kehati-hatian dan kewaspadaan, serta menolak segala sesuatu yang bertentangan dengannya. Melakukan segala kehendakNya karena iman dan pengenalan kita kepadaNya. Amin
SUKACITA DALAM KRISTUS YESUS
Lukas 24:52
Mereka sujud menyembah kepadaNya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita
Gereja mempunyai tugas untuk memberitakan Injil. Inilah tugas gereja, dan itu berarti tugas setiap orang Kristen termasuk kita, untuk memberitakan kabar baik yaitu Injil, berita tentang Yesus Kristus kepada orang-orang yang belum mendengarnya. Karena itu setiap orang Kristen perlu diperlengkapi untuk memberitakan Injil. Apakah Injil yang harus kita beritakan? Berita tentang Yesus seperti yang kita ikrarkan dalam pengakuan iman percaya kita. Kita mengaku, Yesus ialah Anak Tunggal Allah, Yang lahir dari anak dara Maria, yang menderita dibawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan. Pada hari yang ke tiga bangkit dari antara orang mati, naik ke surga duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan dari sana akan datang kelak untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Intinya Yesus ialah Allah yang menjadi manusia. Yesus mati di kayu salib membayar lunas utang dosa kita. Dia telah mati dan dikuburkan. Yesus telah bangkit dari kematian. Yesus telah naik ke surga. Yesus akan datang kelak untuk menjemput kita yang percaya kepadaNya.
Sebelum Yesus naik ke surga, Yesus membawa murid-muridNya ke luar kota dekat Betania. Disitu Ia mengangkat tanganNya memberkati murid-muridNya, dan ketika itulah Ia terangkat ke surga (ay 50-51). Mereka sujud menyembah kepadaNya lalu pulang ke Yerusalem dalam sukacita (ay 52). Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakanNya menunggu turunnya Roh Kudus keatas mereka seperti yang dijanjikan Tuhan Yesus. Artinya Yesus hidup dan terus menyertai dan memberkati murid-muridNya. Itulah yang membuat mereka bersukacita melakukan perintah Tuhan Yesus, karena mereka tidak pernah ditinggalkan.
Kita tidak pernah ditinggal sendirian untuk melakukan pekerjaan kita. Yesus Kristus selalu bekerja dengan, di dalam dan melalui orang-orang percaya. Kita tidak perlu lagi menunggu dulu turunnya Roh Kudus karena kita sudah dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Tuhan Yesus yang penuh kuasa itu tetap menyertai dan memberkati kita untuk melakukan perintahNya memberitakan Injil kabar baik itu. Itulah yang membuat kita bersukacita karena penyertaanNya sempurna atas kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita. Biarlah mata rohani kita senantiasa memandang kepadaNya sumber segala berkat, kekuatan dan hikmat itu. Bersukacitalah senantiasa di dalam Yesus Kristus.
Mazmur 27:1
"Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? "
Semenjak manusia jatuh kedalam dosa, manusia selalu berada dalam permasalahan, dosa yang kita perbuat membuat kita menjadi susah, sehingga kita membutuhkan pertolongan dari Tuhan. Banyak hal yang dapat menakutkan dan menggetarkan hati kita. Tidak seorang pun yang lepas dari permasalahan, pergumulan dan persoalan kecil atau besar
Bagaimana sikap kita menjalani kehidupan yang banyak menghadapi permasalahan yang menakutkan dan yang membuat kuta gentar ? Apakah hanya dengan mengandalkan kekuatan sendiri ataukah mengandalkan Tuhan?.
Pemazmur mengajak kita mengamati kehidupan Daud, Daud menyakini bahwa Tuhan adalah terang dan keselamatannya. Tuhan juga benteng hidupnya sehingga tidak ada musuh yang menakutkannya, Daud selalu merindukan kehadiran Tuhan dalam hidupnya, saat ia boleh mendekat kepada Tuhan dan menyaksikan kemurahan-Nya. Saat masalah datang, Daud dapat berseru kepada Tuhan, mencari wajah-Nya, memohon pertolongan-Nya, tuntunan-Nya dan perlindungan-Nya,dan melihat kebaikan-Nya.
Ditengah kehidupan yang dipenuhi dengan berbagai pergumulan dan kekuatiran, mari untuk mengandalkan Tuhan, mempercayai Dia sepenuhnya sebagai sumber pertolongan dan keselamatan kita. Kita harus selalu berusaha untuk semakin mendekat kepada-Nya, semakin mengenal Dia, selalu mencari kehadiran-Nya, sehingga saat masalah datang, kita dapat dengan penuh keberanian menghadapinya, datanglah kepada Tuhan untuk memohon pertolongan-Nya dengan keyakinan bahwa kita akan melihat kebaikan-Nya. Tuhan pasti menolong kita dalam segala keadaan, kuatkan dan teguhkan hatimu! Carilah Tuhan dan andalkan dia selalu. Amin
Yesaya 2:5
"Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!"
Berjalan dalam gelap adalah hidup dalam dosa. Orang yang memilih hidup dalam dosa akan dihukum dalam kengerian yang tak terkira. Orang yang hidup dalam gelap adalah mereka yang mengabaikan Allah, terus berkanjang dalam kejahatan dan hidup dalam daging. Mereka akan kehilangan kemuliaan Allah bahkan kehilangan segalanya. Termasuk keselamatan akan lenyap. Jadi jauhkanlah segala hawa nafsu, kecemaran, keserakahan dan berbagai perbuatan daging (dosa) lainnya. Sebab itu akan menjerumuskan dan menghancurkan hidupmu baik di bumi maupun di sorga. Upahnya ialah maut dan hukuman kekal.
Sebaliknya, sebagai pengikut Kristus, berjalan dan hiduplah dalam terang Tuhan. Orang yang hidup dalam Terang nyata dari perbuatannya yang menghasilkan buah-buah Roh: kasih sukacita, damai sejahtera, dan lain-lain. Berjalan dalam Terang adalah hidup yang terus mengasihi Tuhan dan sesama, melayani Tuhan dengan sungguh, rajin beribadah, tekun berdoa dan terus melakukan kebaikan kepada sesama tanpa pamrih. Upah berjalan dalam Terang adalah sukacita, bahagia sejahtera, keselamatan kekal dan menjadi pewaris Tahta Kerajaan Allah.
Kita diberkati secara luar biasa di dunia dan menerima mahkota kehidupan kekal. Karena Terang itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Sebagai keluarga Kristen, marilah kita berjalan dalam Terang. Lakukanlah firman Tuhan. Jadilah berkat bagi semua orang, serta pancarkanlah sinar kemuliaan Kristus dalam perjalanan hidup kita dan keluarga. Amin
Matius 25:40
"Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
la berkata, “
Ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan …. Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”.
Kita pengikut Kristus, mungkin kita pernah merenungkan betapa indahnya seandainya kita hidup pada masa Yesus, sehingga kita bisa melakukan sesuatu untuk Tuhan. Kita akan senang menyediakan tempat yang lebih baik ketika Ia lahir di Betlehem, mengunjungi Yohanes Pembaptis di penjara Galilea, membantu Lazarus yang miskin itu sebelum meninggal, menjamu rombongan Tuhan Yesus dan lain sebagainya.
Ternyata kita masih dapat melakukannya sekarang ini yakni dengan melakukan hal-hal yang baik itu kepada saudaranya Tuhan Yesus dengan memberi mereka makanan, minuman, tumpangan, pakaian, lawatan ketika sakit dan kunjungan ketika di penjara. Saudaranya Tuhan Yesus itu ialah semua orang yang melakukan kehendak Allah Bapa yakni percaya kepada Yesus Kristus Anak-Nya (Mat 12:49-50). Saudaranya Tuhan Yesus itu mungkin ada di sekitar kita sekarang ini.
Marilah kita melakukan kebaikan itu dengan sukacita, seolah-olah seperti kita melakukannya langsung untuk Tuhan Yesus 2000 tahun lalu. Mari menjadi berkat bagi saudaranya Tuhan Yesus yang membutuhkan bantuan kita mungkin mereka kekurangan, mungkin sedang risau dan penat pada hari ini. Amin
Yeremia 1:19
"Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."
Ayat ini adalah bagian dari perikop yang menggambarkan panggilan Allah untuk Yeremia agar menyampaikan firman Allah kepada bangsa-bangsa yang ada saat itu.
Yeremua yang masih muda usianya di panggil Allah untuk menyampaikan pesan Allah. Panggilan Allah ini membuat Yeremia gentar karena dia masih muda, apalagi yang akan disampaikan kepada bangsa-bangsa tersebut termasuk untuk bangsa Israel dan Yehuda bukanlah berita yang semuanya enak untuk didengar, karena juga berita mengenai penghukuman karena bangsa-bangsa tersebut sudah jauh berjalan meninggalkan Tuhan.
Namun Allah mengkonfirmasi pimpinanNya kepada Yeremia. Memang Yeremia akan menghadapi perlawanan, tetapi Allah akan tetap menyertai dan akan melepaskan Yeremia dari tekanan bangsa-bangsa tersebut.
Kitapun sering menghadapi apa yang Yeremia hadapi. Ketika kita dalam menjalankan dan melakukan kehendak Allah seringkali hal tersebut malah menimbulkan tantangan dan tekanan kita hadapi bahkan orang lain tidak suka kepada kita.
Namun ayat ini memberikan pengharapan, penguatan dan semangat bagi kita, bahwa walaupun banyak tantangan dan tekanan kita hadapi dari dunia , Allah akan tetap menopang kita, dan pada akhirnya maksud dan kehendakNya yang akan terjadi dalam kehidupan kita karena Allah adalah perencana/ perancang kehidupan kita.
Jadi mari kita berdiri teguh, menjalankan dan melakukan apa yang dikehendakiNya dan kita akan melihat pimpinanNya dalam hidup kita. Amin.
Mazmur 27:1
"Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? "
Semenjak manusia jatuh kedalam dosa, manusia selalu berada dalam permasalahan, dosa yang kita perbuat membuat kita menjadi susah, sehingga kita membutuhkan pertolongan dari Tuhan. Banyak hal yang dapat menakutkan dan menggetarkan hati kita. Tidak seorang pun yang lepas dari permasalahan, pergumulan dan persoalan kecil atau besar
Bagaimana sikap kita menjalani kehidupan yang banyak menghadapi permasalahan yang menakutkan dan yang membuat kuta gentar ? Apakah hanya dengan mengandalkan kekuatan sendiri ataukah mengandalkan Tuhan?.
Pemazmur mengajak kita mengamati kehidupan Daud, Daud menyakini bahwa Tuhan adalah terang dan keselamatannya. Tuhan juga benteng hidupnya sehingga tidak ada musuh yang menakutkannya, Daud selalu merindukan kehadiran Tuhan dalam hidupnya, saat ia boleh mendekat kepada Tuhan dan menyaksikan kemurahan-Nya. Saat masalah datang, Daud dapat berseru kepada Tuhan, mencari wajah-Nya, memohon pertolongan-Nya, tuntunan-Nya dan perlindungan-Nya,dan melihat kebaikan-Nya.
Ditengah kehidupan yang dipenuhi dengan berbagai pergumulan dan kekuatiran, mari untuk mengandalkan Tuhan, mempercayai Dia sepenuhnya sebagai sumber pertolongan dan keselamatan kita. Kita harus selalu berusaha untuk semakin mendekat kepada-Nya, semakin mengenal Dia, selalu mencari kehadiran-Nya, sehingga saat masalah datang, kita dapat dengan penuh keberanian menghadapinya, datanglah kepada Tuhan untuk memohon pertolongan-Nya dengan keyakinan bahwa kita akan melihat kebaikan-Nya. Tuhan pasti menolong kita dalam segala keadaan, kuatkan dan teguhkan hatimu! Carilah Tuhan dan andalkan dia selalu. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar