Sabtu, 26 Oktober 2024

Renungan Harian

Renungan : Minggu, 27 Oktober 2024









Job 42 : 1-6
Saguru di Debata do Ngoluta.

1. Dung i ninna si Job ma mangalusi Jahowa:
2. Nuaeng pe asa huboto, tung guru dokmu do luhutna, jala ndang hasundatan sangkap ni roham nanggo sada.
3. Ise do ibana na paholom tuptupan so marpanimbangaon? Tongon tahe, nunga huhatahon tutu na so huantusi; halongangan do angka i, salpu sian rohangku jala na so huboto.
4. Ua tangihon ma, naeng ahu mangkatai; adong do naeng sungkunonku tu Ho, asa Ho pabotohon tu ahu.
5. Nunga nian dibege pinggolhon lingona taringot tu Ho, alai anggo nuaeng nunga dohot matangku marnida Ho.
6. Dibahen i jora ma ahu jala husolsoli dagingku hundul di bagasan orbuk dohot sirabun.

Ayub 42 : 1 – 6
Allah sanggup melakukan segala sesuatu.

1. Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
2. "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. 
3 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui. 
4 Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
 5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
 6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

Kitab Ayub ini menerangkan tentang keadilan Tuhan dan penderitaan orang saleh.
itulah yang terjadi dalam hidup Ayub. Tuhan memperkenankan dia menderita, kehilangan semua harta dan anaknya dan sakit (Ayub 1:12). Namun dia mengatakan: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN“ (Ayub 1:21).
Firman Tuhan hari ini meyakinkan kita bahwa bila Tuhan memperkenankan penderitaan dapat terjadi dalam hidup, kita harus percaya, pada akhirnya Tuhan memberikan yang terbaik. Karena kemudian Tuhan memberkati Ayub lebih dari hidupnya yang dahulu (Ayub 42:12a).
Karena itu kita diyakinkan, seperti topik minggu ini: “Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu karena tidak ada rencana Allah yang gagal (ay 2 ). Karena itu, kita harus mengenal dan mempercayai kedaulatan Allah. Dalam semua jalan hidup kita, pasti ada rencana Tuhan, yaitu rencana yang baik, yang pasti, yang tidak bisa digagalkan oleh apa pun. Dan Tuhan pasti menuntaskan rencana tsb. Kita harus percaya, Tuhan berdaulat memberikan yang terbaik sesuai dengan kehendakNya.
Berikutnya, kita harus mengenal dan mempercayai hikmat Allah, yang sangat ajaib dan tidak dapat kita selami (ay 3-4). Dengan hikmat Allah kita menerima yang terbaik dari Tuhan. 
Karena itu, jangan pernah menggugat Allah, tetapi marilah kita mengenal diri kita yang penuh kelemahan dan kesalahan (ay. 6). Sehingga dalam kerendahan hati kita mau bertobat, meninggalkan segala kesalahan dan kelemahan dan berbuat yang lebih baik.
Ingatlah, Tuhan sanggup melakukan yang terbaik dalam hidup kita. Karena itu, kenali dan percayailah kedaulan serta hikmat Tuha. Kenalilah dirimu, dan bertobat. Amin

Sabtu, 19 Oktober 2024

MANANGIANGKON BONI

Manangiangkon Boni. Minggu 20 Oktober 2024.
Huria na hinaholongan di bagasan Jesus Kristus. Di minggunta sadarion,  patupaonta do lao manangiangkon boni. Paingothon hita do ulaon on, paboa ndada ala ni gogonta umbahen na manjadi saluhut na taula, alai na ro ma hita tuadopan ni Debata pasahathon nasa hadirionta di na laho mangula ulaonta i. Na ro ma hita tu adopan ni Debata asa Ibana na mandongani, mangurupi,manumpahi di nasa ulaonta i, jala mamasumasu boni na laho sisuaononta tu ganup hauma manang ladangta be. Antong,  Tapuji ma tuhannta Marende hita sian BE. No. 309: 1 – 2 a

Marende BE. No. 309: 1 – 2 “Raphon Tuhan Jesus 
1. Raphon Tuhan Jesus i pungka ulaonmu, ingkon tu Ibana i  parguruhononmu, Baen Ibana donganmi hehe dohot modom.  Dege ma bogasNa i rohami pahohom.
2.  Ganup sogot ingkon do Jesus jouhononmu,
 Asa urupanNa ho di siulaonmu. 
Ai arian borngin pe naeng ho dongananNa. Dosami pe sasude NaengtaluhononNa.

2.   Hata ni Debata, pasikkophon dohot padasiphon, huhut patoguhon rohahanta laho manabur boni sisuanonta di hauma manang di porlakta be,  ima natarsurat di  1 Musa 8:22 songonon ma hata disi: "Onpe, saleleng adong tano on, ndang jadi mansohot saburon dohot  gotilon,  ari ngali  dohot ari las, ari logo dohot rondo ni ari, arian dohot borngin" 
Martangiang ma hita: Ale Tuhan Debata Amanami na di banua ginjang.  Ho do nampuna langit dohot tano on ro di pangisina sudena. Jadi-jadian nitanganMu do sude nasa adong, jala na pinarmuduM do hami na tinompaMon . Namarpungu do hami nuaeng martangiang tu HO,  laho  pasahathon pangidoan nami tu Ho. Huhaporseai hami do, Ho do Debata mula ninasa na adong, Ho do sitompa nasa nadong jala namamasumasu ngolunami, jala mambaen manjadi sude nasa naniula nami. Nuaeng huboan hami do bonion tu joloM, asa jumolo pasu-pasuonMu andorang so husuan hami. Asi ma roham ale Debata, sai ramoti ma na huula hami, asa dao sian angka bala, ro di manang aha pe tahe na tau manegai nahuula hami.Lehon ma udan dohot las ni ari ditingki halehetanna asa tung mansai denggantano hatubuan ni suansuanan nami, natau gabe hangoluan nami. Sai Lam patandahon ma tu hami godang ni denggan ni basaM, asa huboto hami mandok mauliate tu Ho dohot mamuji goarmu na badiai. Sai tangihon jala oloi ma pangidoannami on, marhitehite Tuhan Jesus Kristus Tuhan nami,Amen.

Jumat, 18 Oktober 2024

Renungan Harian

 Renungan Harian. Sabtu,  19 Oktober 2024

1 Sam. 2:30. "Sebab itu demikianlah firman Tuhan, Allah Israel - sesungguhnya Aku telah berjanji: Keluargamu dan kaummu akan hidup di hadapanKu selamanya, tetapi sekarang demikianlah firman Tuhan: Jauhlah hal itu dari pada-Ku! Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah".

Imam Eli mempunyai dua orang anak, yaitu Hofni dan Pinehas. Kedua anak itu melakukan banyak yang tidak baik di mata Tuhan. Mereka tidak mengindahkan Tuhan. Setiap kali orang datang membawa korban persembahan, sementara daging sedang dimasak, Hofni dan Pinehas mengambil bagian terbaik dari persembahan itu untuk langsung dimakan, sebelum dipersembahkan kepada Tuhan. Iman Eli tidak menasihati atau melarang kedua anaknya melakukan kerakusan seperti itu. Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan Tuhan, sebab mereka memandang rendah korban untuk Tuhan. 

Menjelang masa tuannya, imam Eli menugaskan kedua anaknya menjadi imam di Silo. Tetapi perilaku kedua anak itu justru semakin tidak terpuji. Mereka tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan . Di mata Tuhan, imam Eli lebih menghormati anak-anaknya dari pada menghormati Tuhan, yaitu mengambil bagian terbaik dari setiap persembahan yang diperuntukkan bagi Tuhan. Oleh sebab itu, melalui abdi Allah, Tuhan menyatakan menarik kasih setia-Nya dari Eli dan keturunannya. Kedua anaknya akan mati pada hari yang sama. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk selalu lebih menghormati Tuhan dari pada segalanya; tidak mengambil bagian persembahan yang telah diperuntukkan bagi Tuhan untuk menggemukkan diri sendiri. Kita tidak boleh mencuri kemuliaan Tuhan untuk ambisi kita ingin dihormati orang lain. Kita harus lebih mementingkan Tuhan bahkan dari pada diri kita sendiri, karena kita adalah milik Tuhan. Dengan demikian kasih karunia Tuhan akan selalu menyertai kita dan keluarga kita, hidup di dalam Tuhan. Amin

Sabtu, 12 Oktober 2024

RENUNGAN HARIAN

Renungan Harian Minggu, 13 Oktober 2024

HABAKUK 2: 1-4 ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH PERCAYANYA 

Nabi Habakuk  hidup di masa-masa yang sulit di akhir Kerajaan Yehuda. Keadilan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Manusia menindas satu sama lain dan Tuhan seolah-olah  diam. Dalam keadaan seperti itu, Habakuk mengeluh kepada Tuhan, “Berapa lama lagi, Tuhan, aku berteriak, tetapi tidak Kau dengar, aku berseru kepada-Mu: ‘Penindasan!’ tetapi tidak Kau tolong?” (1:2). Namun Tuhan menjawab, “Sebab, sesungguhnya Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka (1:6). Tuhan tidak menjanjikan pertolongan, justru Tuhan mengizinkan bangsa Kasdim menduduki Yehuda. Orang Kasdim adalah bangsa Babel yang terkenal kekejaman dan kekuatan militernya. Jawaban semacam ini tidak masuk akal. Bukan ini jawaban yang diharapkan Habakuk. 

Habakuk tidak berhenti dalam keputusaaan,  tetapi tetap berharap kepada Tuhan: a, Berharap kepada Tuhan (2:1). Menanti-nanti jawaban adalah salah satu perasaan yang tidak enak untuk dialami. Cemas, khawatir, tak sabar, tak yakin, berbagai hal dapat berkecamuk di hati kita. Hal yang sama dialami oleh Habakuk. Dia menantikan jawaban Tuhan atas pertanyaan- pertanyaannya. Saat-saat menanti jawaban adalah saat kita dapat menjadi bimbang. Mudah sekali keraguan menyusup masuk ke dalam hati kita. Seringkali kita bahkan tidak yakin bahwa jawaban Tuhan akan datang dan memilih untuk mengandalkan diri sendiri. Tetapi, Habakuk tidak pernah mempertanyakan apakah Tuhan akan menjawab.

b, Percaya bahwa Tuhan memegang kendali (2:2-3). Jawaban Tuhan kepada Habakuk masih dalam pengharapan, dibutuhkan keyakinan atas janji Allah untuk menyelamatkan umatNya.  Saat Tuhan belum langsung memberikan jawaban bagi pertanyaan atau permohonan kita, mari kita belajar untuk terus berharap dan percaya sepenuhnya kepada-Nya. Saat kita percaya bahwa Tuhanlah akan menjawab dari semua janjiNya

c. Penindas akan dihukum.(2:4). Tuhan tidak akan membiarkan ada orang – orang bersikap seenaknya dan  merasa berhak menindas sesamanya sehingga ayat 4 mengecam orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, sombong, khianat, yang melagak, semua tidak akan tetap ada. Ada orang yang merasa punya segalanya sehingga berpikir gampang mengendalikan orang – orang lain, berbuat semaunya,  menginjak harga diri orang lain, menekan, mengambil yang bukan haknya, berlagak tuan, suka disanjung, merasa senang melihat orang lain menderita. Habakuk berkata “mereka tidak akan tetap ada”

d. Orang benar mengandalkan Tuhan dalam segala keadaan (2:4). Mengandalkan Tuhan dalam segala keadaan, adalah sebuah sikap yang baik. Sikap hati inilah yang dipilih oleh nabi Habakuk (3:17-19).  Habakuk siap untuk mengandalkan Tuhan dalam situasi terburuk sekalipun. Saat masalah melanda, terkadang hati kita lebih banyak dikuasai oleh kekuatiran. Habakuk sudah mengantisipasi masa-masa sulit yang akan datang, dan dia sudah mengambil keputusan untuk berserah kepada Tuhan. Habakuk menantikan Tuhan dengan hati penuh sukacita. 

Percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Itulah kebenaran dari kalimat “orang benar akan hidup oleh percayanya.” Dia tidak akan mudah goyah karena guncangan, justru guncangan itulah yang membuat akhirnya mereka mampu tetap bertahan dan selalu mampu muncul kembali ke permukaan (tidak tenggelam), karena Tuhan menjaga dan melindungi.  Percayalah bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita ditindas, disakiti, ditekan dan dikecewakan, kalau kita benar dihadapan Tuhan. Amin

Jumat, 11 Oktober 2024

RENUNGAN HARIAN

Renungan Harian : Sabtu, 12 Oktober 2024

Mazmur 109:26. "Tolonglah, aku ya TUHAN, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu"

Mazmur 109:26."Sai urupi ma ahu, ale Jahowa, Debatangku! Sai tumpahi ma ahu hombar tu asi ni roham".

            Firman Tuhan hari ini adalah bagian doa pemazmur kepada Tuhan. Ia sedang dalam kondisi amat terpukul dan sengsara. Disebabkan oleh fitnah yang kejam yang dilakukan oleh orang-orang yang kepada mereka sesungguhnya pemazmur sudah melakukan kebaikan-kebaikan. Namun yang ia dapat sebagai balasnya adalah fitnah yang kejam. Dalam kondisi itu pemamur mengadu kepada Tuhan Allah, dan memohon keadilan dari Tuhan. Dalam kehidupan ini, kebaikan yang kita lakukan belum tentu berakhir kepada kebaikan bagi kita. Ada saja orang-orang fasik yang dikuasi kebencian membalas kebaikan kita dengan tindakan jahat. Selain itu, perencanaan yang baik pun belum tentu berakhir dengan keberhasilan seperti yang diharapkan. Ada kalanya berakhir kepada kegagalan yang membuat kita terpuruk di kondisi yang amat menyulitkan. 

            Dalam kondisi yang demikian, firman Tuhan hari ini mengajak kita memohon pertolongan dari Tuhan. Memohon pertolongan dari Tuhan: 
  1. Menujukkan bahwa kita adalah umat yang percaya dan mempercayakan diri kepada kasih dan kekuatan Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan yang kasih setiaNya mengiring kita dalam segala hal yang kita hadapi. Dengan memohon pertolongan Tuhan  kita terhindar dari sikap menduakan Tuhan. Yaitu sikap yang membuat kita lari kepada kekuatan dunia dan atau diri sendiri. Kita percaya bahwa sebesar apa pun hambatan bahkan ancaman yang kita hadapi tidak lebih besar dari kekuatan dan kasih Tuhan yang menyertai kita. 
  2. Dengan memohon pertolongan Tuhan,  secara rendah hati kita mengakui kelemahan dan ketidakberdayaan kita terhadap masalah yang kita hadapi.  Hal ini membuat kita terhindar dari sikap arogan, atau bahkan melakukan tindakan penghakiman dengan cara kita sendiri terhadap orang lain. Hal ini banyak ditunjukkan oleh orang-orang yang merasa punya kekuatan, punya jabatan, punya bekingan, di mana mereka melakukan tindak kekerasan dan arogansi terhadap orang-orang yang mereka anggap sebagai penggangu. Hal itu tidak akan terjadi jika kita dengan rendah hati memohon pertolongan Tuhan. Mengandalkan pertolongan dan kehendak Tuhan saja dalam menghadapi masalah. Amin

Kamis, 10 Oktober 2024

RENUNGAN HARIAN

 Renungan Harian; Jumat, 11 Oktober 2024

Yesaya 25 : 4" Sebab Engkau menjadi tempat pengungsian bagi orang leng lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan terhadap panas terik, sebab amarah orang-orang yang gagah sombong itu seperti angin ribut di musim dingin."

Yesaya 25 : 4 Ai ho do partanobatoan ni na dangol, partanobatoan ni na pogos di hagogotanna; * haporusan maradophon udan tipotipo, * parlinggoman maradophon ari na marngiarngiar, ai doshon udan tipotipo tu dorpi parlongos ni muruk ni halak sibahen gogo

            Kerajaan Yehuda sedang mengalami berbagai ancaman pada zaman Yesaya. Yehuda sedang dalam ketidakaksabilan politik dan ketegangan sosial. Dalam situasi itu Yesaya menyuarakan tentang hukuman atas dosa dan ketidaktaatan. Dan Yesaya memberikan harapan tentang pemulihan dan keselamatan yang Tuhan janjikan. Dalam Yesaya 25 : 4, menyajikan sebuah pujian kepada Tuhan atas perlindungan dan keselamatan yang diberikan kepada orang-orang yang sedang mengalami penindasan. Karena Tuhan adalah perlindungan, yang tidak akan pernah membiarkan umatNya sendiri. Tuhan tidak sekadar melihat penderitaan, melainkan la berada bersama di tengah-tengah kesulitan tersebut. 

           Dalam perjalanan kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian, kesulitan dan tantangan, sangatlah mudah untuk merasakan keputusasaan. Kesulitan dapat hadir dalam berbagai bentuk, seperti duka, kehilangan, ditolak, hingga gagal. Tuhan Yesus berjanji untuk menjadi pembela kita, namun kita perlu mencari perlindungan kepada-Nya. Ketika badai kehidupan mencoba menerpa kita dengan keras, Tuhan Yesus akan memberikan penghalang yang kita perlukan untuk mendapatkan istirahat dan kesempatan untuk memulihkan energi yang kita perlukan. Tuhan Yesus memberikan kesegaran dan ketenangan serta tempat perlindungan dari badai, menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan terhadap panas terik. Jika Tuhan menyertai kita, kita tidak perlu takut. Mata-Nya tertuju pada kita, lengan- Nya mengawasi kita, telinga-Nya terbuka terhadap doa-doa kita dan setia pada janji-Nya yang senantiasa memberikan kedamaian dan kekuatan yang kita perlukan untuk melewatinya. Amin.



Rabu, 09 Oktober 2024

RENUNGAN HARIAN

 Renungan Harian ; Kamis, 10 Oktober 2024,

Amsal 10:2."Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut."

Poda 10:2. "Ndang marguna angka arta hajahaton, alai anggo hatigoran paluahon sian hamatean"

            Semua orang pasti menginginkan ingin menjadi orang kaya. Orang sejak dini bersekolah hingga perguruan tinggi, dan bekerja mencari gaji yang besar atau menjadi pengusaha. Tuhanpun, memang menghendaki agar hidup manusia berkelimpahan dengan berkat. Hanya saja ada banyak orang  mencarai kekayaan dengan caranya sendiri. Ayat hari ini mengajarkan segala kekayaan dan berkat berasal dari TUHAN. Tentu  jerih payah manusia sendiri tidak akan mampu membuatnya memperoleh berkat. Keberhasilan dalam kehidupan dan kekayaan yang kita miliki adalah anugerah dari Tuhan. Artinya tak cukup hanya kerja keras, namun dibarengi dengan kesetiaan mengandalkan Tuhan, mendapatkan berkat, itu adalah dari Tuhan. Kita harus punya keyakinan bahwa segala sesuatu yang kita inginkan berasal dari Tuhan.
            Tuhan menginginkan kita untuk menjadi orang yang sukses dalam segala aspek kehidupan, baik secara materi maupun spiritual. Tetapi Tuhan tidak hanya ingin agar kita menjadi manusia yang sukses, tetapi lapun telah memberikan cara atau jalan bagi kita untuk mencapai kesuksesan atau keberhasilan tersebut. Jangan sampai kita menjadi orang kaya namun dengan kefasikan atau dengan kejahatan. Misalnya, korupsi, menipu, mencuri, dan lainnya. Ternyata banyak orang kaya tidak dapat menikmati kekayaannya:  banyak masalah menimpa, sakit-penyakit, keluarga berantakan dan sebagainya. Tuhan tidak mengijinkannya orang menikmati kekayaannya yang diperoleh dengan kefasikan. Tuhan memberkati kita, tugas kita adalah bekerja, menabur dan hidup seturut kehendakNya. Jangan berharap apalagi bermimpi kita menuai berkat jika kita sendiri tidak mau bekerja dengan jujur dan disiplin. Berkat  hanya disediakan Tuhan bagi orang-orang yang mau bekerja dan mau taat kepadaNya. Hiduplah sebagai orang percaya yang mencari berkat dengan mau bekerja. Segala berkat yang baik akan datang kepada kita, jika kita mau bekerja dan mau mendengarkan suara TUHAN. Amin

Selasa, 08 Oktober 2024

RENUNGAN HARIAN

 Renungan Harian; Rabu, 09 Oktober 2024

2 Korintus 9:8. "Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan"  

2 Korintus 9:8. "Alai marhuaso do Debata, mangusehon saluhut asiasi tu hamu, asa sandok tuk situtu di hamu jala marlobilobi hamu, laho patupahon saluhut ulaon na denggan"

            Kita mungkin menghabiskan sebagian besar waktu untuk berdoa meminta Tuhan memberkati hal-hal dalam hidup kita, atau meminta Tuhan memenuhi kebutuhan kita. Begitulah seharusnya. Yesus bahkan mengajar bahwa kita harus meminta. Kita tahu bahwa semua hal baik berasal dari Allah. Itu berarti bahwa semua kepunyaan kita bukan benar-benar milik kita. Itu adalah anugerah dari Tuhan dan pada akhirnya harus digunakan untuk Dia. Semua uang, talenta, dan sumber daya kita adalah kesempatan untuk memberi kembali kepada Tuhan dan orang lain. 2 Korintus 9:8 mengatakan bahwa Tuhan dapat memberkati dengan limpah bagi mereka yang murah hati dalam menggunakan waktu dan sumber daya mereka untuk melakukan hal-hal yang baik bagi orang lain. Ayat ini tidak mengatakan bahwa Tuhan akan memberkati kita tanpa syarat. 
Dua ayat sebelumnya, dalam 2 Korintus 9:6-7, berbicara tentang bagaimana kita harus memberi dengan sukacita dalam segala hal yang kita lakukan. Paulus mengatakan bahwa Allah memberkati kita bukan agar kita dapat hidup dengan nyaman tetapi agar kita tidak mementingkan diri sendiri dalam memberi kembali kepada Allah dan orang lain. Ada banyak cara kita dapat memberi kembali kepada Tuhan dan sesama. Kita bisa mulai dengan memberikan persembahan secara teratur kepada gereja. Kita dapat memberi dengan murah hati kepada mereka yang membutuhkan uang. Kita juga dapat bermurah hati dengan waktu, bakat, sumber daya kita, dan apa pun yang dapat kita gunakan untuk melayani Allah dan orang lain. Mari waktu kita berdoa agar Tuhan memberkati kita, luangkan juga waktu terlebih dahulu untuk memikirkan bagaimana kita membantu orang lain. Jika memberi terasa lebih seperti kewajiban dan bukan kesempatan, pertimbangkan bagaimana kita dapat mengubah cara pandang itu dan memberi secara teratur. Dan kemudian perhatikan bagaimana Tuhan memberkati kita sebagai hasil dari kemurahan hati yang penuh sukacita. Amin

RENUNGAN HARIAN

Renungan Harian. Selasa, 08 Oktober 2024

1 Raja-raja 18:37 "Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali". 

1 Raja-raja 18:37 "Sai alusi ma ahu, ale Jahowa, alusi ma ahu tutu! Asa tung diboto bangso on sasada Ho Debata, ale Jahowa asa tung dipauba Ho rohanasida tumadingkon Baal!"

        Nats ini adalah panggilan tentang pentingnya setia menjalankan perintah Tuhan, sekalipun dengan risiko yang besar.  Kisah Nabi Elia dalam Alkitab menunjukkan bahwa Elia tetap setia menjalankan perintah Tuhan, sekalipun dengan risiko yang besar. Elia diutus ke kerajaan Israel utara pada masa pemerintahan Raja Ahab. Elia mencoba memanggil orang-orang kembali dari penyembahan Baal ke hubungan perjanjian mereka dengan Tuhan.  Dari kisah Elia, kita dapat mengambil pelajaran tentang arti sejati dari ketekunan dalam menghadapi tantangan.  Elia tetap teguh dalam panggilan dan imannya, meskipun menghadapi penganiayaan dan ancaman. 
            Menjadi panggilan hidup seorang hamba Tuhan harus memahami panggilannya dengan jelas karena itu adalah bagian dari komitmen dirinya kepada Tuhan. Tugas gereja ketika berakar pada Kristus, orang akan teguh menyembah dan mengikut Tuhan. Tugas gereja adalah bersekutu, bersaksi, dan melayani.  Dalam hidup sesehari, kita diperhadapkan pada banyak pilihan yang sebenarnya bersumber pada dua tuan: Allah dan mamon. Mamon mewujud pada keinginan- keinginan duniawi yang tidak seturut kehendak Allah. Seringkali kita menuruti keinginan duniawi sehingga melupakan tugas tanggung jawab sebagai Krsiten. Atau hanya melaksanakan salah satu tugas gereja, semisal pergi ke gereja tiap Minggu. Memilih satu saja tidak cukup. Tuhan menghendaki kita menjankan seluruhnya! Ini bisa dilakukan dengan menggunakan “perlengkapan senjata Allah“: berdiri tegap, berikatpinggangkan kebenaran, berbaju zirahkan keadilan, kaki berkasutkan kerelaan memberitakan Injil, menggunakan perisai iman, ketopong keselamatan, pedang Roh yaitu firman Allah, dan berdoa tiap waktu. Amin

Senin, 07 Oktober 2024

RENUNGAN HARIAN

Renungan Harian; Senin, 07 Oktober 2024

Yeremia 7:23 . "Hanya yang berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!". 

Yeremia 7:23 . "Alai hata on do na hutonahon tu nasida, songon on: Sai tangihon hamu ma soarangku, asa ahu gabe Debatamuna, jala hamu gabe bangsongku; antong dalan i hamu ma saluhut dalan, angka na hutonahon tu hamu, asa marsonangsonang hamu.".

            Salah satu faktor supaya kita memilih hidup bahagia ialah pilihan hidup yang kita ambil dalam hidup ini. Kitab Amsal pasal 3:18, berkata bahwa kebahagiaan itu dapat terjadi karena hidupnya hanya untuk memuliakan Tuhan. Kebahagiaan itu adalah pemberian Tuhan bagi siapa saja yang mencari kemuliaan Allah. Kebahagiaan tidak dibangun di atas kekerasan hati, kebahagiaan itu tidak datang dengan sendirinya. Kebahagiaan itu hanya dapat diperoleh jika setiap kita selalu setia dan taat kepada Firman Tuhan. Bahagia itu adalah pilihan dan kebahagiaan itu adalah pemberian Tuhan. Siapa yang taat kepada Firman Tuhan ia akan sama seperti pohon kehidupan. Sebab dia berbahagia menurut jalan Tuhan. Lakukan kebaikan setiap hari maka kita akan hidup dalam kebahagiaan yang di janjikan Allah
            Sama halnya dalam kehidupan ini yang menawarkan banyak pilihan kepada kita.  Pikiran dan perasaan kita sendiri yang menjadi ukuran kesukaan pada sesuatu pilihan kita. Banyak juga orang mengalami persoalan- persoalan hidup ditengah pilihan-pilihannya, yang berujung pada perasaan putus asa. Sebagai orang yang tidak hidup “sendiri lagi”, melainkan hidup dengan iman percaya kepada Tuhan, seharusnya pilihan-pilihan hidup harus kita arahkan pada suara atau kehendak Tuhan. Bukan supaya pilihan kita pasti pas. Melainkan saat kita merasa salah pilih, kemudian banyak persoalan hidup yang mengguncang karena kita memasuki awan kehidupan, kita tidak mudah kecewa, tidak cepat putus asa, dan tidak terjebak pada pemikiran bahwa hidupku telah gagal, tapi tetap percaya bahwa aku dapat melewati semua goncangan dalam kehidupan ini berkat Pengarah hidup dengan berkata,  “Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu,supaya kamu berbahagia!” (Yer.7:23) Arah pandang pada Pengarah, maka berbahagialah! Sebagai orang yang tidak hidup “sendiri lagi”, melainkan hidup dengan iman percaya kepada Tuhan, seharusnya pilihan-pilihan hidup harus kita arahkan pada suara atau kehendak Tuhan. Amin

Sabtu, 05 Oktober 2024

RENUNGAN HARIAN

Renungan Harian : Minggu, 06 Oktober 2024

2 Timoteus 4: 1 - 5
1. Di jolo ni Debata dohot Kristus Jesus, na ro manguhumi angka na mangolu dohot na mate, huhatindangkon nang hapataronna, nang harajaonna.
2. Jamitahon hata i, hajongjongkon di tingki na une nang so une; pinsang, paingot, apoi marhitehite nasa lambas ni roha dohot pamodaion.
3. Ai na ro ma tingkina, ndang tartahan halak disi poda na tingkos i; alai mangihuthon hisaphisap sandiri ma alaponnasida pangajari na pageokgeokkon pinggolnasida.
4. Taitonnasida ma pinggolnasida sian hasintongan i, laho paelengkonsa tu angka turiturian.
5. Alai anggo ho, sandok unang ma mabuk roham, taon ma na jat i; radoti na tama ulaon ni parbarita na uli; sahat ula tohonanmi!

2 Timoteus 4: 1 - 5
1. Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
2. Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
3. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
5. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

            Rasul Paulus sadar bahwa waktu pelayanannya sudah tidak lama lagi (karena Paulus sudah tua) sehingga dia ingin Timotius dengan sungguh- sungguh melanjutkan pelayannya. Paulus sadar akan semakin banyak ajaran sesat yang berkembang waktu itu sehingga umat harus terlebih dahulu diperlengkapi dengan ajaran yang benar tentang Kristus. Nats ini mengandung pesan yang menarik kepada Timotius bahwa Firman Tuhan harus terus diberitakan dalam segala keadaan, yang salah harus ditegur kemudian diberi nasihat tentang bagaimana harusnya bertindak. Sebagai orang muda Timotius harus melaksanakan setiap perintah ini sebagai bentuk tanggung jawab imannya kepada Kristus.
            Kesaksian akan kebenaran Kristus menjadi tugas semua orang percaya. Semua orang percaya punya tanggung jawab dan kesempatan untuk terus memberitakan Injil Tuhan dalam seluruh kehidupannya. Dalam masa-masa sekarang ini tentunya banyak orang mengalami kesulitan hidup, terpapar oleh ajaran-ajaran palsu dan sesat, yang tidak hidup sesuai dengan Firman Tuhan, oleh karena itu bagaimana tugas kita sebagai gereja untuk mengingatkan, mendukung dan menolong mereka dalam segala keadaan itu. Sebagai orang Kristen kita harus berani mengatakan sesuatu yang benar dan salah (bisa menegur) tetapi kita tidak hanya punya tugas menegur tetapi kita juga punya tugas untuk menasihati dan memberitahukan apa yang benar dan yang salah. Amin

Jumat, 04 Oktober 2024

RENUNGAN HARIAN

 Renungan Harian; Sabtu, 05 Oktober 2024 

Lukas 13 : 17 "Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya."

Lukas 13 : 17. "Di tanganna do purpuran, paiasonna ma pardegeanna: Papunguonna do emena tu sopona, alai tutungonna do hurangkam i tu api na so ra mintop"

        Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang telah delapan belas tahun sakit karena dirasuk roh, punggungnya bungkuk sehingga ia tidak dapat berdiri tegak lagi dan tidak mampu mengangkat dirinya sendiri. Melihat apa yang Yesus lakukan, kepala rumah ibadat marah karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Yesus tidak membiarkan kepala rumah ibadat bertindak dalam pikirannya dan hidup dalam kemunafikan. Yesus bertindak, dan semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perbuatan ajaib yang telah dilakukan Tuhan Yesus. Perempuan yang terbelenggu delapan belas tahun kini sembuh, tegaklah perempuan itu dan memuliakan Allah. Perempuan yang tadinya dalan terbatasan ruang dan gerak kini mampu melihat dan ruang geraknya bebas, belerempuan itu melihat terang Yesus Kristus yang menyembuhkannya. 
        Yesus adalah pembebas, memampukan kita untuk berdiri tegak, membebaskan kita dari apa yang membuat kita menunduk saja yang hanya melihat di depan kita saja. Di dunia yang penuh tantangan yang kita jalani saat ini, kita bisa merasakan seperti berada dalam perbudakan yang tidak bisa bertindak bebas semuanya terbatas dan diperintah, tidak punya hak untuk berbicara. Kita melihat diri kita yang kecil dibandingkan dengan yang lainnya. Ketika hal seperti ini kita rasakan jangan menjadi semakin kecil namun datanglah kepada Yesus. Yesus melihat kita, tahu apa yang kita rasakan dan pikirkan. Yesus menginginkan kita bebas dari apa yang mengikat kita, seperti perempuan yang terbelenggu delapan belas tahun disembuhkan dan merdeka lalu memuliakan Tuhan. Kita pun disembuhkan Tuhan Yesus lalu kita pun memuji dan memuliakan Tuhan Sang Penyembuh kita. Amin.

RENUNGAN HARIAN

RENUNGAN HARIAN: 5 oKTOBER 2024

Lukas 13 : 17 "Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya." 

Lukas 13 : 17 "Dung didok Ibana i, muruk ma sude alona i. Jala marlas ni roha ma sude natorop i siala saluhut pambahenna na marmulia i"

Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang telah delapan belas tahun sakit karena dirasuk roh, punggungnya bungkuk sehingga ia tidak dapat berdiri tegak lagi dan tidak mampu mengangkat dirinya sendiri. Melihat apa yang Yesus lakukan, kepala rumah ibadat marah karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Yesus tidak membiarkan kepala rumah ibadat bertindak dalam pikirannya dan hidup dalam kemunafikan. Yesus bertindak, dan semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perbuatan ajaib yang telah dilakukan Tuhan Yesus. Perempuan yang terbelenggu delapan belas tahun kini sembuh, tegaklah perempuan itu dan memuliakan Allah. Perempuan yang tadinya dalan terbatasan ruang dan gerak kini mampu melihat dan ruang geraknya bebas, belerempuan itu melihat terang Yesus Kristus yang menyembuhkannya. Yesus adalah pembebas, memampukan kita untuk berdiri tegak, membebaskan kita dari apa yang membuat kita menunduk saja yang hanya melihat di depan kita saja. Di dunia yang penuh tantangan yang kita jalani saat ini, kita bisa merasakan seperti berada dalam perbudakan yang tidak bisa bertindak bebas semuanya terbatas dan diperintah, tidak punya hak untuk berbicara. Kita melihat diri kita yang kecil dibandingkan dengan yang lainnya. Ketika hal seperti ini kita rasakan jangan menjadi semakin kecil namun datanglah kepada Yesus. Yesus melihat kita, tahu apa yang kita rasakan dan pikirkan. Yesus menginginkan kita bebas dari apa yang mengikat kita, seperti perempuan yang terbelenggu delapan belas tahun disembuhkan dan merdeka lalu memuliakan Tuhan. Kita pun disembuhkan Tuhan Yesus lalu kita pun memuji dan memuliakan Tuhan Sang Penyembuh kita. Amin.

Renungan Harian

Renungan Harian: 4 Oktober 2024 

Yosua 21:45. "Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi".

Yosua 21:45. "Ndang adong tartading nanggo sada sian saluhut hata na denggan, angka na pinaboa ni Jahowa tu pinompar ni Israel, tung luhutna do ro".

Manusia bisa lalai dan lupa, tetapi Tuhan tidak pernah lupa dan lalai. Menjelang bagian akhir kitab Yosua, sang penulis mengingatkan pembaca bahwa dari segala yang baik yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel, semua telah dipenuhi. Ketika bangsa Israel akan dibawa keluar dari Mesir, Allah berjanji akan melepaskan mereka dari kerja paksa dan perbudakan bangsa Mesir. Allah akan mengangkat mereka menjadi umat-Nya dan membawa mereka ke negeri yang telah dijanjikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Janji itu telah dipenuhi ketika mereka berhasil merebut tanah Kanaan, menduduki negeri itu dan menetap disana. Tuhan mengaruniakan keamanan ke segala penjuru dan tidak ada musuh yang tahan berdiri menghadapi mereka, semua musuh bangsa Israel diserahkan Tuhan kepada mereka (Yos 21:44). Demikian juga dengan janji Tuhan kepada kita. Tuhan akan datang yang kedua kali dan memberikan keselamatan bagi kita orang yang percaya. Dia akan menepatinya dan Dia mengingatkan kita untuk tetap bersandar dan beriman kepada-Nya. Seperti yang dicatatkan oleh Rasul Petrus, “Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggap- nya sebagai suatu kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2Pet 3:9). Tuhan sabar di dalam mendidik kita dan selalu memberi kesempatan untuk bertobat dan berbalik kepada-Nya. Marilah kita juga meneladani kesetiaan-Nya dan dengan ketaatan dan kesabaran menunggu penggenapan janji-Nya. Amin

Kamis, 03 Oktober 2024

RENUNGAN HARIAN

Renungan Harian : Kamis, 03 Oktober 2024

1 Petrus 2:24 "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran"

1 Petrus 2:24. "Diporsan Ibana do dosanta di bagasan dagingna tu hau i, asa malua hita sian dosa, gabe mangolu di hatigoran i: "Hinorhon ni bugangna i do gabe malum hamu."

            Manusia harus membersihkan dirinya dari segala dosanya agar bisa memperoleh kehidupan yang kekal. Sebab dengan dosa upah manusia adalah maut atau kematian kekal. Usaha manusia untuk menjadi sempurna dengan menanggalkan segala dosa tidak mungkin terjadi. Satu-satunya cara membersihkan manusia dari keberdosannya adalah menjadikan Yesus memikul dosa itu di kayu salib. Hal pertama yang dirampungkan Kristus di kayu salib ialah menanggung segala kelakuan dosa kita, yakni dosa-dosa yang kita lakukan, agar kita diselamatkan, berpindah dari dalam maut ke dalam hidup.
            Pada saat yang sama, Kristus di kayu salib menyingkirkan sifat dosa di dalam kita, yaitu dosa yang diwariskan sejak lahir, agar kita diselamatkan dari sifat dosa yang ada di dalam kita. Kristus menanggung dosa-dosa lahiriah kita, juga menyingkirkan sifat dosa di dalam kita di atas salib; Ia menerima kutuk yang harus dipikul berdasarkan hukum Taurat Allah atas kejatuhan dan dosa kita. Kristus di kayu salib bukan hanya membereskan dua aspek dosa kita, juga menyalibkan manusia lama kita, agar tubuh dosa kita kehilangan fungsinya, sehingga kita tidak perlu lagi diperbudak dosa. Kristus mengambil dosa-dosa kita ke dalam tubuh-Nya sendiri dan membawanya ke kayu Salib, dan di sana Ia telah membayar lunas harga dari dosa-dosa kita. “Inilah yang disebut dengan substitusi atau penggantian penebusan”!!! “Dia yang tak bernoda, rela menebus kita. Karena itu, bersyukur dan terimakasih bagi Yesus yang telah rela memikul dosa-dosakita agar kita beroleh kehidupan yang kekal. Amin

Rabu, 02 Oktober 2024

RENUNGAN HARIAN

 Renungan Harian : Rabu, 2 Oktober 2024

Mazmur. 16:1 “Miktam. Dari Daud. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung”

Pesalmen 16:1 "Sai ramoti ma ahu, ale Debata, ai marhaposan tu Ho do ahu".

            Di tengah kerasnya hiruk-pikuk kehidupan modern, seringkali kita merasa tersesat, kehilangan pegangan, dan mengalami berbagai pergumulan yang membebani. Seperti kisah Daud yang didera ancaman dan bahaya, kita pun seringkali bertanya-tanya, "Ke manakah aku harus pergi?"
Mazmur 16:1 menjadi jawaban yang menenangkan: "Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung." Daud, sang penulis mazmur, menyadari bahwa hanya di dalam perlindungan TUHAN Allah, ia dapat menemukan keselamatan dan kedamaian. Bukan pada kekuatan atau kemampuan diri sendiri, melainkan sepenuhnya bergantung pada anugerah dan kasih setia TUHAN Allah.
Inilah tantangan yang kita hadapi saat ini. Di tengah gelombang perubahan yang tak menentu, kita sering tergoda untuk mengandalkan diri sendiri atau mencari perlindungan di tempat lain. Hari ini TUHAN Allah memanggil kita untuk berlindung di bawah naungan-Nya. Hanya di dalam Dia, kita dapat menemukan keamanan, kedamaian, dan kekuatan untuk menjalani setiap langkah.
Marilah kita menolak godaan untuk mempercayai diri sendiri atau mencari perlindungan di tempat yang salah. Serahkan segala pergumulan dan kekhawatiran kita ke dalam tangan TUHAN Allah yang penuh kasih. Biarlah Mazmur 16:1 menjadi deklarasi iman kita: "Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung." Ketika kita bersandar sepenuhnya pada-Nya, kita akan menemukan perlindungan, pemeliharaan, dan pertolongan-Nya yang setia.

Selasa, 01 Oktober 2024

RENUNGAN HARIAN

 Renungan Harian: Selasa, 01 Oktober 2024

 Yakobus 3:18 "Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai"

Yakobus 3:18"Alai di bagasan dame do disaburhon parbue hatigoran di angka na mangulahon dame i"

            Yakobus mengajarkan bahwa mereka yang membawa  damai yang mengajarkan hikmat akan menghasilkan buah kebenaran. Yakobus sepertinya menekankan bahwa suasana damai menjadi syarat utama supaya hikmat itu berhasil mengubahkan seseorang. Apakah yang dimaksudkan dengan suasana damai di sini? Dalam Alkitab istilah "damai" biasanya terkait dengan dua hal yakni "beresnya hubungan sesama manusia" dan "kondisi hati yang tenang." Jika melihat konteks pembahasan Yakobus yang berbicara mengenai bahaya perkataan, juga mengenai bahaya iri hati, mementingkan diri sendiri (ay. 16-17), maka Yakobus sepertinya menggunakan istilah "damai" untuk membicarakan mengenai kondisi hubungan yang dibangun secara sehat tanpa perselisihan dan pertengkaran. Dengan demikian, Yakobus melihat bahwa hikmat yang diajarkan akan efektif (menghasilkan buah kebenaran), jika disampaikan tanpa pertengkaran/perdebatan. 
            Buah kebenaran sejatinya ditabur dengan damai, bukan dengan paksaan. Damai tidak bisa didapat dengan pemaksaan, ia hanya bisa dicapai dengan pemahaman. Namun, sering manusia mencoba mencapai damai dengan cara yang tidak damai. Dengan dalih kedamaian, cara-cara jahat dilakukan, semisal penyuapan, penyogokan, gratifikasi, bahkan penindasan dilakukan supaya keadaan menjadi damai. Pada kenyataannya hal tersebut tidak terjadi; itulah sebabnya apa yang Yakobus katakan penting untuk kita perhatikan. Hikmat itu haruslah ditaburkan dalam damai, barulah buah kebenaran akan muncul dari padanya. Kita perlu menyampaikan hikmat Tuhan/ajaran Tuhan dengan cara yang benar dan dalam situasi yang tepat (damai). Karena itu, taburkanlah kebenaran dengan cara damai agar banyak orang yang menerimanya dengan baik. Amin