Renungan Harian; Jumat, 11 Oktober 2024
Yesaya 25 : 4" Sebab Engkau menjadi tempat pengungsian bagi orang leng lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan terhadap panas terik, sebab amarah orang-orang yang gagah sombong itu seperti angin ribut di musim dingin."
Yesaya 25 : 4 Ai ho do partanobatoan ni na dangol, partanobatoan ni na pogos di hagogotanna; * haporusan maradophon udan tipotipo, * parlinggoman maradophon ari na marngiarngiar, ai doshon udan tipotipo tu dorpi parlongos ni muruk ni halak sibahen gogo
Kerajaan Yehuda sedang mengalami berbagai ancaman pada zaman Yesaya. Yehuda sedang dalam ketidakaksabilan politik dan ketegangan sosial. Dalam situasi itu Yesaya menyuarakan tentang hukuman atas dosa dan ketidaktaatan. Dan Yesaya memberikan harapan tentang pemulihan dan keselamatan yang Tuhan janjikan. Dalam Yesaya 25 : 4, menyajikan sebuah pujian kepada Tuhan atas perlindungan dan keselamatan yang diberikan kepada orang-orang yang sedang mengalami penindasan. Karena Tuhan adalah perlindungan, yang tidak akan pernah membiarkan umatNya sendiri. Tuhan tidak sekadar melihat penderitaan, melainkan la berada bersama di tengah-tengah kesulitan tersebut.
Dalam perjalanan kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian, kesulitan dan tantangan, sangatlah mudah untuk merasakan keputusasaan. Kesulitan dapat hadir dalam berbagai bentuk, seperti duka, kehilangan, ditolak, hingga gagal. Tuhan Yesus berjanji untuk menjadi pembela kita, namun kita perlu mencari perlindungan kepada-Nya. Ketika badai kehidupan mencoba menerpa kita dengan keras, Tuhan Yesus akan memberikan penghalang yang kita perlukan untuk mendapatkan istirahat dan kesempatan untuk memulihkan energi yang kita perlukan. Tuhan Yesus memberikan kesegaran dan ketenangan serta tempat perlindungan dari badai, menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan terhadap panas terik. Jika Tuhan menyertai kita, kita tidak perlu takut. Mata-Nya tertuju pada kita, lengan- Nya mengawasi kita, telinga-Nya terbuka terhadap doa-doa kita dan setia pada janji-Nya yang senantiasa memberikan kedamaian dan kekuatan yang kita perlukan untuk melewatinya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar