Renungan Harian; Rabu, 09 Oktober 2024
2 Korintus 9:8. "Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan"
2 Korintus 9:8. "Alai marhuaso do Debata, mangusehon saluhut asiasi tu hamu, asa sandok tuk situtu di hamu jala marlobilobi hamu, laho patupahon saluhut ulaon na denggan"
Kita mungkin menghabiskan sebagian besar waktu untuk berdoa meminta Tuhan memberkati hal-hal dalam hidup kita, atau meminta Tuhan memenuhi kebutuhan kita. Begitulah seharusnya. Yesus bahkan mengajar bahwa kita harus meminta. Kita tahu bahwa semua hal baik berasal dari Allah. Itu berarti bahwa semua kepunyaan kita bukan benar-benar milik kita. Itu adalah anugerah dari Tuhan dan pada akhirnya harus digunakan untuk Dia. Semua uang, talenta, dan sumber daya kita adalah kesempatan untuk memberi kembali kepada Tuhan dan orang lain. 2 Korintus 9:8 mengatakan bahwa Tuhan dapat memberkati dengan limpah bagi mereka yang murah hati dalam menggunakan waktu dan sumber daya mereka untuk melakukan hal-hal yang baik bagi orang lain. Ayat ini tidak mengatakan bahwa Tuhan akan memberkati kita tanpa syarat.
Dua ayat sebelumnya, dalam 2 Korintus 9:6-7, berbicara tentang bagaimana kita harus memberi dengan sukacita dalam segala hal yang kita lakukan. Paulus mengatakan bahwa Allah memberkati kita bukan agar kita dapat hidup dengan nyaman tetapi agar kita tidak mementingkan diri sendiri dalam memberi kembali kepada Allah dan orang lain. Ada banyak cara kita dapat memberi kembali kepada Tuhan dan sesama. Kita bisa mulai dengan memberikan persembahan secara teratur kepada gereja. Kita dapat memberi dengan murah hati kepada mereka yang membutuhkan uang. Kita juga dapat bermurah hati dengan waktu, bakat, sumber daya kita, dan apa pun yang dapat kita gunakan untuk melayani Allah dan orang lain. Mari waktu kita berdoa agar Tuhan memberkati kita, luangkan juga waktu terlebih dahulu untuk memikirkan bagaimana kita membantu orang lain. Jika memberi terasa lebih seperti kewajiban dan bukan kesempatan, pertimbangkan bagaimana kita dapat mengubah cara pandang itu dan memberi secara teratur. Dan kemudian perhatikan bagaimana Tuhan memberkati kita sebagai hasil dari kemurahan hati yang penuh sukacita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar