Renungan Harian Minggu, 13 Oktober 2024
HABAKUK 2: 1-4 ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH PERCAYANYA
Habakuk tidak berhenti dalam keputusaaan, tetapi tetap berharap kepada Tuhan: a, Berharap kepada Tuhan (2:1). Menanti-nanti jawaban adalah salah satu perasaan yang tidak enak untuk dialami. Cemas, khawatir, tak sabar, tak yakin, berbagai hal dapat berkecamuk di hati kita. Hal yang sama dialami oleh Habakuk. Dia menantikan jawaban Tuhan atas pertanyaan- pertanyaannya. Saat-saat menanti jawaban adalah saat kita dapat menjadi bimbang. Mudah sekali keraguan menyusup masuk ke dalam hati kita. Seringkali kita bahkan tidak yakin bahwa jawaban Tuhan akan datang dan memilih untuk mengandalkan diri sendiri. Tetapi, Habakuk tidak pernah mempertanyakan apakah Tuhan akan menjawab.
b, Percaya bahwa Tuhan memegang kendali (2:2-3). Jawaban Tuhan kepada Habakuk masih dalam pengharapan, dibutuhkan keyakinan atas janji Allah untuk menyelamatkan umatNya. Saat Tuhan belum langsung memberikan jawaban bagi pertanyaan atau permohonan kita, mari kita belajar untuk terus berharap dan percaya sepenuhnya kepada-Nya. Saat kita percaya bahwa Tuhanlah akan menjawab dari semua janjiNya
c. Penindas akan dihukum.(2:4). Tuhan tidak akan membiarkan ada orang – orang bersikap seenaknya dan merasa berhak menindas sesamanya sehingga ayat 4 mengecam orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, sombong, khianat, yang melagak, semua tidak akan tetap ada. Ada orang yang merasa punya segalanya sehingga berpikir gampang mengendalikan orang – orang lain, berbuat semaunya, menginjak harga diri orang lain, menekan, mengambil yang bukan haknya, berlagak tuan, suka disanjung, merasa senang melihat orang lain menderita. Habakuk berkata “mereka tidak akan tetap ada”
d. Orang benar mengandalkan Tuhan dalam segala keadaan (2:4). Mengandalkan Tuhan dalam segala keadaan, adalah sebuah sikap yang baik. Sikap hati inilah yang dipilih oleh nabi Habakuk (3:17-19). Habakuk siap untuk mengandalkan Tuhan dalam situasi terburuk sekalipun. Saat masalah melanda, terkadang hati kita lebih banyak dikuasai oleh kekuatiran. Habakuk sudah mengantisipasi masa-masa sulit yang akan datang, dan dia sudah mengambil keputusan untuk berserah kepada Tuhan. Habakuk menantikan Tuhan dengan hati penuh sukacita.
Percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Itulah kebenaran dari kalimat “orang benar akan hidup oleh percayanya.” Dia tidak akan mudah goyah karena guncangan, justru guncangan itulah yang membuat akhirnya mereka mampu tetap bertahan dan selalu mampu muncul kembali ke permukaan (tidak tenggelam), karena Tuhan menjaga dan melindungi. Percayalah bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita ditindas, disakiti, ditekan dan dikecewakan, kalau kita benar dihadapan Tuhan. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar